Ulap-Ulap Rarajahan Sruti Aksra Suci

  https://helaibuku.blogspot.com/ Om Swastystu Umat sedharma yang berbahagia. Pada kesempatan ini helaibuku petikkan beberapa contoh Ulap-ulap atau Rarajahan Sruti Aksara suci sebagai berikut: Dipetik dari buku Ulap-Ulap Sruti Aksara Suci karipta olih Jro Mangku Pulasari. Agar lebih jelasnya sahabat helaibuku bisa membeli bukunya untuk melengkapi koleksi perpustakaannya. Agar lebih mudah mengenali,sampul bukunya seperti di bawah ini:

Dharmagita Untuk Anak Sekolah Dasar

helaibuku.blogspot.com/  

Pengertian Dharmagita 

Secara etimologi Dharma Gita berasal dari dua kata,yaitu: Kata dharma yang artinya; Agama, kebenaran yang abadi (bersumber pada veda yang meliputi: tattwa, susila, upacara). Gita artinya nyanyian , lagu suci kerohanian yang luhur. Jadi dharma gita adalah nyanyian suci, yang didalamnya terkandung ajaran keagamaan.

Jenis-jenis Dharmagita

1. SEKAR RARE

Sekar rare ini biasanya dinyanyikan disaat mengasuh bayi atau balita. Agar tidak rewel. Atau bisa juga merupakan nyanyian untuk menidurkan si kecil. Atau nyanyian yang dipergunakan dalam mengiringi permainan rakyat. Nyanyian anak-anak ini tidak terikat oleh Padalingsa,  ataupun  Guru Lagu

Contohnya:

Putri Cening Ayu (Karya NN )

Putri cening ayu
Ngijeng cening jumah
Meme luas malu
Kapeken mablanja
Apang ada darang nasi

Meme tityang ngiring
Ngijeng tityang jumah
Sambilang mangempu
Mangajak I adi
Dimulihe dong gapgapin

Juru Pencar  (Karya NN )

Juru pencar juru pencar
Mai jalan mencar ngejuk be
Be gede-gede be gede-gede
Di sawane ajaka liu.

Semut-semut Api (Karya NN )

Semut-semut api kija ambain mulih
Tembok bolong saling atat saling pentil
Katipat ane pasil
Ebene dongkang kipa
Enggok-enggok cunguh besil

Meong-meong (Karya NN )

Meong meong alih je bikule
Bikul gede-gede
Buin mokoh-mokoh
Kereng pesan ngarusuhin
Juk meng juk kul juk meng juk kul


Made Cenik (Karya NN)

Made Cenik
Lilig montor ibi sanja
Lilig montor ibi sanja
Montor Badung ke Gianyar
Montor Badung ke Gianyar
Gedebege muat batu
Batu Cina
Bais lantang cunguh bawak
Bais lantang cunguh bawak
Mangumbang-umbang I Jodar
I Jodar matatulupan


Ketut Garing

Niki Gending, Gendingan Nak Bali
Ngelimburan Manah, Ngalih Anak Bajang
Nepuk Anak Truna Meparab I Ketut Garing
Ketut Garing Nyeneng Di Mengwi,
Laras Care Kuta, Semu Care Badung
Tindak Care Tabanan, Tayungane Care Den Bukit

Care Den Bukit, Nganutin Den Bukit
Boya Tiang Boya, Tiang Wong Kedungu
Tiang Juru Pencar, Diarep Tiange Dungki
Dungki Cenik Misi Be Kepiting
Adepe Di Klanting, Bange Pipis Satak
Baange Pipis Satus, Nangu Satus Tigang Benang


Jejangeran Siap Sangkur (Karya NN)

Siap sangkur godeg derupa
Siap sangkur godeg derupa
Siap srawah mabulu samah
Langlang linggah di Payangan
Tiang lacur dadi jelema
Tiang lacur dadi jelema
Ludin tiwas sing ngelah umah
Sing ada anak ngitungang


Suaran Kumbang (Karya NN)

Angreng suaran ikang kumbang
Angisep sekare miik
Bungan Angsanane ngayor
Tegehe mangalik-alik
Duur gununge mangungang


2. SEKAR ALIT

Jumlah baris syair dalam sekar alit bersifat baku,disesuaikan dengan jenis pupuhnya.Sekar alit juga diikat oleh padalingsa yang terdiri atas: guru wilangan (jumlah suku kata dalam satu baris), guru gatra (jumlah baris dalam satu bait), dan guru dingdong (suara akhir pada setiap baris) Sekar Alit disebut juga geguritan: berupa pupuh/ tembang macapat yang isinya adalah ajaran agama.

Macam-macam Pupuh Sekar Alit:

a. Sinom

Pupuh Sinom terdiri dari 10 baris. Baris pertama pada lingsanya 8a ( 8 suku kata berakhir vokal a). Baris kedua pada lingsanya 8i, baris ketiga pada lingsanya 8a, baris keempat pada lingsanya 8i, baris kelima pada lingsanya 8i, baris keenam pada lingsanya 8u, baris ketujuh pada lingsanya 8a, baris kedelapan 8i, baris kesembilan pada lingsanya 4u, baris kesepuluh pada lingsanya 8a.

b. Ginanti

Pupuh Ginanti terdiri dari 6 baris. Baris pertama pada lingsanya 8u ( 8 suku kata berakhir vokal u).Baris kedua pada lingsanya 8i,baris ketiga pada lingsanya 8a, baris keempat pada lingsanya 8i, baris kelima pada lingsanya 8a, baris keenam pada lingsanya 8i.

c. Semarandhana

Pupuh Semarndanai terdiri dari 7 baris. Baris pertama pada lingsanya 8i ( 8 suku kata berakhir vokal i).Baris kedua pada lingsanya 8a,baris ketiga pada lingsanya 8e, baris keempat pada lingsanya 8a, baris kelima pada lingsanya 8a, baris keenam pada lingsanya 8u, baris ketujuh pada lingsanya 8a.

d. Durma

Pupuh Durma terdiri dari 7 baris. Baris pertama pada lingsanya 12a ( 12 suku kata berakhir vokal a).Baris kedua pada lingsanya 7i,baris ketiga pada lingsanya 6a, baris keempat pada lingsanya 5a, baris kelima pada lingsanya 8i, baris keenam pada lingsanya 4a , baris ketujuh pada lingsanya 7i.

e. Pucung

 Pupuh Pucung terdiri dari 6 baris. Baris pertama pada lingsanya 4u ( 4 suku kata berakhir vokal u).Baris kedua pada lingsanya 8u,baris ketiga pada lingsanya 6a, baris keempat pada lingsanya 8i, baris kelima pada lingsanya 4u, baris keenam pada lingsanya 8a.

f. Dandang gula

g. Pangkur

Pupuh Pangkur terdiri dari 7 baris. Baris pertama pada lingsanya 8a ( 8 suku kata berakhir vokal a).Baris kedua pada lingsanya 11i,baris ketiga pada lingsanya 8u, baris keempat pada lingsanya 8a, baris kelima pada lingsanya 12u, baris keenam pada lingsanya 8a, baris ketujuh pada lingsanya 8i.

h. Maskumambang

Pupuh Maskumambang terdiri dari 4 baris. Baris pertama pada lingsanya 12i ( 12 suku kata berakhir vokal i).Baris kedua pada lingsanya 6a,baris ketiga pada lingsanya 8u, baris keempat pada lingsanya 8a.

i. Ginada

Pupuh Ginada terdiri dari 7 baris. Baris pertama pada lingsanya 8a ( 8 suku kata berakhir vokal a).Baris kedua pada lingsanya 8i,baris ketiga pada lingsanya 8a, baris keempat pada lingsanya 8u, baris kelima pada lingsanya 8a, baris keenam pada lingsanya 4i, baris ketujuh pada lingsanya 8a.

j. Mijil

Pupuh Mijil terdiri dari 6 baris. Baris pertama pada lingsanya 10i ( 10 suku kata berakhir vokal i).Baris kedua pada lingsanya 6o,baris ketiga pada lingsanya 10e, baris keempat pada lingsanya 10i, baris kelima pada lingsanya 6i, baris keenam pada lingsanya 6u.

Contoh Pupuh Macepat:

Pupuh Sinom

Panca Saradha  (Karya NN )

  1. Pa-ku-kuh da-sar a-ga-ma (8a)
  2. Pan-ca sa-ra-dha ka-da-nin (8i)
  3. Sa-ne la-li-ma pu-ni-ka (8a)
  4. Brah-ma sa-ne ka-ping si-ki (8i)
  5. At-ma sa-ne ka-ping ka-lih (8i)
  6. Kar-ma ka-ping te-lu mung-guh (8u)
  7. Sam-sa-ra-ne ka-ping em-pat (8a)
  8. Mok-sa ka-ping li-ma sa-mi (8i)
  9. Buat sa-su-duk (4u)
  10. Ba-pa ja-ni ma-ra ta-tas (8a)

Pupuh Ginanti

Pitutur Guru  (Karya NN )

  1. Sa-king tu-hu ma-nah gu-ru (8u)
  2. Mi-tu-tu-rin ce-ning ja-ni (8i)
  3. Ka-wru-he lu-wir san-ja-ta (8a)
  4. Ne da-di pra-bo-tang sa-i (8i)
  5. Ka-ang-gen nga-ru-ruh mer-ta (8a)
  6. Sa-e-nun ce-ni-nge u-rip (8i)

 Pupuh Durma

Durma (Karya NN )

  1. Ca-i dur-ma pia-nak ba-pa pa-ling wa-yah (12a)
  2. Tum-bu-he ka-sih a-sih (7i)
  3. Ka-ting-ga-lan bi-ang (6a)
  4. Jumah cening apang me-lah (5a)
  5. Ba-pa lu-as na-ngun ker-ti (8i)
  6. Ka-gu-nung alas (4a)
  7. I-de-pang ba-pa ma-ti (7i)

Pupuh Pucung   

Bibi Anu  (Karya NN )

  1. Bi-bi a-nu (4u)
  2. La-mun pa-yu lu-as man-dus (8u)
  3. An-te-nge te-ke-kang (6a)
  4. Yat-na-in nga-ba ma-sui (8i)
  5. Ti-uk pun-tul (4u)
  6.  Ba-wang ang-gon pa-si-ke-pan (8a)

Pupuh Pangkur

 Buaya Masolah  (Karya NN )

  1. Pan su-ka mung-guh ring gi-ta (8a)
  2. Ka-la ling-sir bu-dal ngung-si ne-ga-ri (11i)
  3. Sar-wi mak-ta re-bab gam-buh (8u)
  4. Ring mar-gi-ne pa-nes pi-san (8a)
  5. Lang-kung a-rang ta-ru-ne sa-ne ka-du-lu (12u)
  6. Pa-mar-gin-nya sam-pun jam-bat (8a)
  7. Le-sun-nya ne tan si-ni-pi (8i)

 Pupuh Maskumambang

(Karya NN)

  1. Mas-ku-mam-bang ta-luh dong-kang da-di becing (12i)
  2. Te-me-lu-ke ko-cap (6a)
  3. Da-di le-gu-ne ma-kam-pid (8i)
  4. Bo-bo-re da-di a-nyu-ngah (8a)

Pupuh Ginada

Eda Ngaden Awak Bisa (Karya NN )

  1. E-da nga-den a-wak bi-sa (8a)
  2. De-pang a-nak-ke nga-da-nin (8i)
  3. Ge-gi-na-ne bu-ka nyam-pat (8a)
  4. A-nak sa-i tum-buh lu-hu (8u)
  5. I-lang Lu-hu e-buk ka-tah (8a)
  6. Wya-din ri-rih (4i)
  7. Li-yu e-nu pa-pla-ja-han (8a)

Pupuh Mijil

Dadong Dauh (Karya NN )

  1. Da-dong da-uh nge-lah si-ap pu-tih (10i)
  2. Ba ma-ta-luh re-ko (6o)
  3. Mi-nab a-da li-mo-las ta-luh-ne (10e)
  4. Na-nging la-cur a-da nak ne-pu-kin (10i)
  5. A-nak ce-rik-ce-rik (6i)
  6. Li-wat ru-sit i-pun (6u)

 Pupuh Semarandana

(karya NN)

  1. Nga-we-ma-la-ma-ke-sa-mi (8i)
  2. Ne-ka-ba-wos-bhu-ta-ka-la (8a)
  3. Ma-ngem-pe-tin-pa-mar-gi-ne (8e)
  4. Sa-ne-ku-kuh-ka-di-wa-ja (8a)
  5. Ma-sen-ja-ta-ka-le-ke-tan (8a)
  6. Sang-ke-ke-neng-sa-mi-ling-lung (8u)
  7. Tan-si-da-gan-tas-ma-mar-ga(8a)

Semeng Sore (Karya NN)

1. Se-meng so-re ma-ngas-ti-ti  (8i)
2. Nglak-sa-na-yang Tri San-di-ya  (8a)
3. Se-da-na sar-wa su-ci-ne  (8e)
4. Se-kar du-pa to-ya a-nyar  (8a)
5. Du-lu-rin ka-yun nir-ma-la (8a)
6. Du-ma-dak Hyang Wi-dhi a-sung  (8u)
7. Ngi-cen sa-mi kra-ha-yu-an  (8a)


3. SEKAR MADYA

Sekar Madya / Kidung istilah yang digunakan untuk menyebutkan puisi-puisi berbahasa Jawa Kuno, Jawa Tengahan, dan Bali Halus. Syair kidung diikat oleh jumlah suku kata dan bunyi akhir.

Disebut sekar madya karena merupakan peralihan antara sekar alit dan sekar agung,Sekar alit menonjolkan keindahan nada sedangkan sekar agung menekankan isi (tattwa agama) sedangkan sekar madya diantaranya.sekar madya ini juga terikat oleh pada lingsa dan guru lagu.

Macam-macam Kidung Sekar Madya:

a. Kidung Dewa Yadnya dilantunkan pada saat melaksanakan upacara piodalan atau pujawali.
b. Kidung Butha Yadnya dilantunkan pada saat Macaru dan Pamahayu Bumi. 
c. Kidung Manusa Yadnya dilantunkan pada saat upacara Metatah dan Pawiwahan.
d. Kidung Pitra Yadnaya dilantunkan pada saat melaksanakan upacara Ngaben, Ngasti atau Nyekah. 
e. Kidung Rsi Yadnya dilantunkan pada saat melaksanakan upacara Pawintenan dan Dwijati 

Contoh kidung Dewa Yadnya

Kawitan Wargasari

Purwakaning  (Karya NN )

  1. Purwakaning angripta rum
  2. Ning wana wukir
  3. Kahadang labuh kartika
  4. Panedengin sari
  5. Pngayom tanggluli ketur
  6. Angringring jangga mure.

Artinya

pertama kali menuliskan atau menggambarkan keindahan, panorama  hutan pegunungan. Pada waktu (bertepatan dengan permulaan bulan Kartika, sedang musim bunga, demikian pula bermekaran bunga-bunga rumput tangguli dan ketur, yang terlihat seperti hiasan atas rumah bunga-bunga gadung itu semerbak.

Pupuh Wargasari

Ida Ratu Saking Luhur (Karya NN )

  1. Ida Ratu sakeng luhur
  2. Kahula nunas lugrane
  3. Mangda sampun titiang tandruh
  4. Mengayat Bhatara mangkin
  5. Titiang ngaturang pejati
  6. Banten suci lan daksina
  7. Sami sampun puput
  8. Pretingkahing saji.

Artinya

Pakulun para Dewata yang hadir dari angkasa, hamba mohon karuniamu, agar hamba tidak ragu, memujamu sekarang hamba menghaturkan pejati, canang suci dan daksina, semua serba genap kelengkapan sebagai sesajen upakara itu.       

Brahmara Ngisep Sari

1. Om-Om sembah ikatunan
2. Dumadak jua keaksi
3. Mungwing pangebhaktin titiang
4. Dyastun langkung tuna sami
5. Pakirang artha wibhawa
6. Nista solah lawan wuwus
7. Muwus banget hina bhudhi

Contoh kidung Bhuta Yadnya

Pupuh Jerum/Rikala Mecaru  (Karya NN )

  1. Tangeh anamun turida
  2. Salimur tan kasalimur
  3. Pakerti abayeng dangu
  4. Tumuwuh anadi wong
  5. Rasa tan kadi ageman
  6. Marmanira misreng kidung
  7. Tan anutin pupuh basa
  8. Pina ewa de sang wiku

(Pupuh Jerum)

1. Tangeh anamun turida,
2. Salimur tan kasalimur,
3. Prakerti abayeng dangu,
4. Tumuwuh ta andadi wong,
5. Rasa tan kadi ageman,
6. Marmanira misreng kidung,
7. tan anuting pupuh basa,
8. pina ewa de sang wiku.

Artinya:

Banyak yang diceritakan hal kesedihan itu, dihibur tak terhibur, akan hal perbuatan menyesalkan yang lampau, selama aku menjadi manusia, serasa tak ada pegangan, makanya saya merencanakan membuat kidung, yang sesuai dengan irama serta bahasanya, yang sudah jelas menimbulkan kekecewaan para wiku.

 

Contoh Kidung Manusa Yadnya (rikala mapetik)

Kidung malat rasmi bawak  (Karya NN )

  1. Asahur sembah sira panji
  2. Sama lungguhing patani
  3. Danta nawun mahisa
  4. Wangkawa kinen angambil gunting

 (Kawitan Tantri)

1. Wuwusen bupati ring Patalinegantun
2. subaga wirya siniwi,
3. kajerihing sang para ratu
4. salwaning jambu warsa di
5.  prasamatur kembang tawon .

Artinya:

Tersebutlah Sang Patbu di negara Patali, amat masyur sebagai raja disegani oleh raja-raja lain, di wilayah Jambuwarsa semua siap membayar pajak.

Contoh kidung Pitra Yadnya

Rikala kasetra/wirama Indrawangsa/Swandewi (Karya NN )

  1. Mamwit narendratmaja
  2. Ring tapowana manganjali
  3. Ryyagraningindra Parwata
  4. Tan wismreti sangka nikang
  5. Hayun teka
  6. Swabhawa sang sajjanarakwa
  7. Mangkana

(Wirama Girisa)

1. Atha sedhengira mantuk sang çura laga ringayun
2. Tucapa haji Wiratan karyaça nangisi weka
3. pinahajengira laywan sang putrenalapiniwö
4. padha lituhajenganwam lwir kandarpa pinatelu

Artinya:

Diceritakan tatkala mereka pulang sang ksatria yang berlaga di medan perang.
Mari kita ceritakan akan halnya Sang Prabu Wirata masih dalam kesedihan menangisi putranya,
Diupacarailah jenazah para putranya itu dengan seksama serta khidmat,
Semua pada tampan masih berusia belia laksana Hyang Semara di belah tiga.

Contoh kidung Rsi Yadnya

Kidung Tantri tatkala padiksaan/mawinten  (Karya NN )

  1. Aswa memurihang bukti
  2. Away gila pamyakteng suci
  3. Campur samya jnanaputusing
  4. Sarwa budhi yan ring Siwa
  5. Suda sri danta padan ipune
  6. Ringring ayu pantan rwa
  7. Sang hredi tri aksara
  8. Temah ongkara tri kona
  9. Ri wekasing tuduh

(Tembang Wilet Mayura Panjang)

1. Sarwi angatanging sarwa sinom
2. sarwi anangis ring  luhur.
3. pangrikning sundari ampruang
4. sriokning cemara angelur
5. kasangga den lwahing warih
6. sakwehing wong amemaluk.
7. taluktak lan jurang  swarania anurang
8. er talinia talinia  kurmeroncong
9. tibeng parangan.

Artinya;

Serta merta memanggil yang serba menarik tiba-tiba terdengar tangis di udara, teriakan sundari ditiup angin, seolah pohon cemara menggema, ditimpa oleh air sungai, juga oleh orang-orang yang bertani, lain lagi ada teluktak dan jurang yang suaranya berbaur, deburan air di jurang seperti lagu keroncong, menimpa batu padas. 

4. SEKAR AGUNG

Biasanya sekar agung memuat cerita kepahlawana ("Wira carita"). Sekar agung sesuai istilahnya adalah yang paling agung atau luhur. Karena paling sarat dengan muatan agama yang bersumber dari veda. Sekar agung ini sangat lekat dengan pakem yaitu mesti mengikuti "Guru lagu".

Yang Termasuk Sekar Agung Adalah:

  1. Kakawin
  2. Sloka
  3. Palawakya

Apa itu Kekawin ?

Kakawin merupakan syair Jawa Kuno yang diikat oleh aturan guru laghu, jumlah baris dan jumlah suku kata dalam setiap bait. Kekawin adalah tembang yang sering ditulis dalam lontar-lontar dengan memakai bahasa Jawa Kuno atau Bahasa Kawi, dan tembang yang digunakan adalah “Wirama”.

Contoh Sekar Agung (Kakawin): Wirama Saronca (Kakawin Ramayana Sargah 1)

Hana sira ratu dibya rengo
Prasasta ri rat musuh nira pranata
Jaya pandita rin aji kabeh
Sang Dasaratha nama ta moli

Artinya :

Adalah seorang raja yang mulia, dengarkanlah!
Terpujilah di dunia musuh-musuhnya tunduk,
Jaya, ahli dalam semua ilmu pengetahuan
Sang Dasaratha namanya tidak ada yang menandingi

Apa Itu Sloka ?

Sloka adalah bagian ayat/ bait dari kitab suci yang dibaca denganm enggunakan irama mantra. Sloka biasanya terdiri dari empat baris dalam satu padartha dengan suku kata yang sama pada setiap baris, yang isinya  tentang pujaan-pujaan atas keagungan dan kemahakuasaan Tuhan.

Membaca Sloka-sloka dalam Bhagawadgita

Contoh :

“ Yada yada hi dharmasya
Glanir bhavati bharata,
Abhyuthanam adharmasya
Ta datmanam sijamyaha”.

Artinya :

Sesungguhnya manakala dharma berkurang kekuasaannya
dan tirani hendak merajalela,
wahai Arjuna, saat itu aku ciptakan diriku sendiri.

(Bhagawadgita, IV.7)

Apa Itu Palawakya ?

Palawakya adalah suatu bacaan  terjemahan sloka dengan irama tertentu, dengan menggunakan bahas Jawa kuno. Sering dibaca menggunakan irama Palawakya.

Perbedaan Sloka dengan Palawakya

Sloka merupakan bagian ayat/bait dari kitab suci yang dibaca dengan menggunakan irama mantra. Sedangkan Palawakya terjemahan sloka yang menggunakan bahasa Jawa kuno dengan irama Palawakya.

Palawakya dalam Sarasamuscaya

“Apan ikang wwang, uttama juga ya, nimitaning
Mangkana, wenang ya tumulung awakya
Sangkeng sangsara, makasadhananang suhakarma
Hinganing kottamaning dadi wwang ika”.

Artinya :

Sebab menjadi manusia sangat utama juga, karena itu, ia dapat menolong dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian keistimewaan menjadi manusia itu,

(Sarasamuscaya, 4)

Adapun pujangga yang menciptakan karya-karya diatas adalah sebagai berikut:

  1. Kekawin Ramayana karya Mpu Yogi Swara
  2. Bharata yudha karya Mpu Sedah & Empu Panuluh
  3. Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa
  4. Lubdhaka karya Empu Tanakung
  5. Semaradhana karya Empu Darmaja

Fungsi Dharmagita

  1. Untuk memuja Ida Sanghyang Widhi
  2. Sebagai media memasyarakatkan ajaran agama
  3. Untuk memotivasi umat mencintai agamanya

Tujuan Dharmagita

  1. Untuk memasyarakatkan ajaran agama lewat media seni suara
  2. Untuk memberi sentuhan rasa ksucian & kekhusukan dalam pelaksanaan upacara agama
  3. Untuk memberi dorongan kepada kita agar menghargai karya seni dan lebih mencintai kebudayaan warisan leluhur berupa seni surara.

Materi Dharmagita

Dharma gita diabadikan kepada keagungan agama ,materinya bersumber pada kitab suci veda. Dharma gita merupakan hasil karya yang sangat luhur,oleh kerena itu selalu sesuai dengan jaman.

Bahasa yang digunakan dalam Dharmgita

  1. Bahasa sansekerta (palawakya)
  2. Bahasa jawa kuno ( kekawin )
  3. Bahasa daerah setempat /bali (sekar alit)
  4. Bahasa indonesia

    Sumber Buku Semara Ratih Kls.IV dan sumber lainnya.

Komentar