Ulap-Ulap Rarajahan Sruti Aksra Suci

  https://helaibuku.blogspot.com/ Om Swastystu Umat sedharma yang berbahagia. Pada kesempatan ini helaibuku petikkan beberapa contoh Ulap-ulap atau Rarajahan Sruti Aksara suci sebagai berikut: Dipetik dari buku Ulap-Ulap Sruti Aksara Suci karipta olih Jro Mangku Pulasari. Agar lebih jelasnya sahabat helaibuku bisa membeli bukunya untuk melengkapi koleksi perpustakaannya. Agar lebih mudah mengenali,sampul bukunya seperti di bawah ini:

Materi Ajar Pendidikan Agama Hindu SD Kelas II K13 (Kurikulum 13) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

 helaibuku.blogspot.com/ Sahabat Helai Buku berikut ini Helai Buku petikkan Materi Ajar Pendidikan Agama Hindu SD Kelas II K13 (Kurikulum 13) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dipetik dari berbagai buku pelajaran Agama Hindu. Selamat belajar!

1. Atman Sebagai Sumber Hidup atau  Pemberi Hidup Seluruh Makhluk

a. Pengertian Atman

Mahluk hidup dapat hidup, dapat bergerak atau tumbuh adalah karena ada Atma/Atman di dalam dirinya. Atma merupakan jiwa bhatin adalah azas atau sumber hidup seluruh mahluk. Mahluk hidup (sarwa prani) Atman sebagai  sumber hidup yang di peroleh dari Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan. Sang Hyang Widhi adalah suber dari Atman sehingga disebut Paramatma. Atma adalah percikan kecil dari Hyang Widhi/Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup.  Atman di dalam badan manusia disebut Jiwatman. Atma yang menghidupi hewan disebut janggama sedangkan yang menghidupi tumbuhan disebut stawara.

b. Fungsi Atman

  • Sebagai sumber hidup citta (alam pikiran) dan stula sarira (badan wadag) dari segala mahluk
  • Bertanggung jawab atas baik buruk atau amal dosa perbuatan (karma) dari segala mahluk
  • Menjadi sumber hidup suksma sarira (badan halus) dari segala mahluk

Atma/Atman setelah memasuki atau berada dalam tubuh disebut dengan jiwatman, karena atma memberikan jiwa sehingga manusia dan mahluk lainnya bisa hidup, apabila atma tidak ada maka mahluk hidup akan mati. Orang yang meninggal karena Atmanya keluar dari tubuhnya. Tubuh itu sudah tidak cocok lagi sebagai tempat Atma. Maka dari itu jagalah Atma dengan sebaik-baiknya.

Awalnya Atman memiliki sifat-sifat yang sama dengan Sang Hyang Widhi/Brahman, akan tetapi setelah berada dalam tubuh mahluk hidup maka Atma akan dipengaruhi oleh hal-hal keduniawian sehingga kwalitasnya menjadi menurun. Kesuciannya juga memudar akibat dari perbuatan tubuh/tempat yang ditinggalinya. Maka dari itu jagalah kwalitas dan kesucian Atma tersebut agar tetap suci dengan cara selalu mengamalkan Dharma (perbuatan baik). Dengan meningkatkan kwalitas dan kesucian Atma maka akan dapat kembali bersatu dengan Brahman/Sang Hyang Widhi. Hal ini terdapat dalam kalimat Brahman Atman Aikyam ( Brahman dan atman adalah tunggal.

c. Sifat-Sifat Atma

Sifat-sifat Atman tertuang dalam pustaka suci Bhagawadgita. Adapun sifat-sifat Atman yaitu :

  • Accehdya artinya tidak terlukai oleh senjata
  • Adahya artinya tidak terbakar oleh api
  • Akledya artinya tidak terkeringkan oleh angin
  • Acesya artinya tidak terbasahkan oleh air
  • Nitya artinya abadi
  • Sarwagatah artinya ada dimana-mana
  • Sathanu artinya tidak berubah-ubah
  • Acala artinya tidak bergerak
  • Awyakta artinya tidak dilahirkan
  • Achintya artinya tidak terpikirkan
  • Awikara artinya tidah berubah ( tidak berjenis kelamin )
  • Sanatana artinya selalu sama atau kekal.

d. Sloka-Sloka Tentang Sifat-sifat Atman

Sloka-sloka yang menegskan tentang sifat-sifat Atma yaitu sebagai berikut:

“na jayate mriyate va kadacin
nayam bhutva bhavita van a bhuyah
ajo nitya sasvato yam purano
na hayate hayamane sarire”

(Bhagawad Gita II.20)

artinya :

Ia tidak pernah lahir dan juga tidak pernah mati atau setelah ada tak akan berhenti ada. Ia tak dilahirkan, kekal, abadi, sejak dahulu ada; dan Dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati.

 

“nai nam chindanti sastrani
nai namdahati pawakah
na cai nam kledayanty apo
na sosayati marutah”

(Bhagawad Gita II.23)

artinya :

Senjata tak dapat melukai-Nya, dan api tak dapat membakar-Nya, angin tak dapat mengeringkan-Nya dan air tak dapat membasahi-Nya.

 

“acchedyo yam adahyo yam
akledyo sasya eva ca,
nittyah sarwagatah sthanur
acalo yam sanatanah”

(Bhagawad Gita II.24)

artinya

Sesungguhnya dia tidak dapat dilukai, dibakar dan juga tak dapat dikeringkan dan dibasahi; Dia kekal, meliputi segalanya, tak berubah, tak bergerak, dan abadi selamanya.

 

“Avyakto yam acityo yam
avikaryo yam ucyate,
tasmad evam viditvainam
nanusocitum arhasi”

(Bhagawad Gita II.25)

artinya :

Dia tidak dapat diwujudkan dengan kata – kata, tak dapat dipikirkan dan dinyatakan, tak berubah – ubah; karena itu dengan mengetahui sebagaimana halnya, engkau tak perlu berduka.

 

Sloka-sloka yang terkait dengan ātmān dalam kitab-kitab suci agama Hindu terdapat pada pustaka suci Bhagavad-gītā,Weda Parikrama, Slokantara, dan Bhisma Parwa.

Pustaka suci Bhagavad-gītā II.13 menyebutkan sebagai berikut.

dehino’smin yathā dehe kaumāram yauvanam jarā, tathā
dehāntara-prāptir dhīras tatra na muhyati

Artinya:

Sebagaimana halnya sang roh itu ada pada masa kecil, masamuda dan masa tua, demikian juga dengan diperolehnya badan baru, orang bijaksana tak akan tergoyahkan.

 

Pustaka suci Bhagavad-gītā II.14 menyebutkan sebagai berikut.

mātrā-sparśas tu kaunteya śītosna-sukha-duhkha-dāh,
āgamāpāyino’nityas tāms titiksasva bhārata

Artinya:

Sesungguhnya, hubungannya dengan benda-benda jasmaniah,wahai Arjuna, menimbulkan panas dan dingin, senang dan duka, yang datang dan pergi, tidak kekal, terimalah hal itu dengan sabar, wahai Arjuna.

 

Pustaka suci Bhagavad-gītā VI.31 menyebutkan sebagai berikut.

sarva-bhūta-sthitam yo mām bhajaty ekatvam āsthitah,
sarvathā vartamāno’pi sa yogī mayi vartate

Artinya:

Dia yang memuja Aku yang bersemayam pada semua insan,dengan tujuan manunggal, yogi yang demikian itu dapat tinggal dalam diri-Ku, walau bagaimanapun cara hidupnya.

 

Pustaka suci Bhagavad-gītā VI.32 menyebutkan sebagai berikut.

ātmaupamyena sarvatra samam paśyati yo’rjuna,
sukham vā yadi vā duhkham sa yogī paramo matah

Artinya:

Yogi yang dianggap tertinggi adalah yang melihat di mana-mana sama ātmān itu sebagai ātmān-nya sendiri, wahai Arjuna, baik dalam suka maupun dalam duka.

 

Pustaka suci Slokantara 27 53 menyebutkan sebagai berikut.

ekorasasamutpanna ekanaksatrakanwittah,
na bhawanti samacara yatha badarakantakah

Artinya:

Lahir dari perut ibu yang sama dan di waktu yang sama, tetapi kelakuannya tidak akan sama. Manusia yang satu berlainan dengan manusia yang lainnya, sebagai berbedanya duri belatung yang satu dengan yang lainnya.

 

Pustaka suci Bhisma Parwa menyebutkan sebagai berikut.

kadi rupa sang hyang aditya an prakasakan iking sarwa
loka mangkana ta sang hyang atma an prakasakan iking sira
marganyam wenang maprawartti

Artinya:

Sebagai rupanya Sang Hyang Aditya menerangi dunia,demikianlah ātmān menerangi badan. Dialah yang menyebabkan kita dapat berbuat.

 

Pustaka suci Brhadaranynaka Upanisad II.1.20 menyatakan bahwa:

Satyasya satyam

Artinya:

Ātmān adalah kebenaran dari kebenaran.

e. Beberapa Pandangan Terkait Atman :

  • Advaita Vedanta memahami atman sebagai bagian dari Brahman seutuhnya sehingga atman mempunyai sifat yang sama dengan brahman,namun ketika berada pada diri manusia sifat itu berbeda karena dipengaruhi oleh Awidya ( kebodohan )
  • Visitadvaita Vedanta memahami atma sebagai bagian dari Brahman, walaupun ada persamaan dengan Brahman tetapi atman bersifat pribadi.
  • Dvaita Vedanta memahami bahwa atman itu sangat banyak. Antara yang satu berbeda dengan yang lain.

Manusia merupakan mahluk paling sempurna karena memiliki Tri Pramana ( Bayu, Sabda, Idep ), hewan hanya memiliki Dwi Pramana ( Bayu, Sabda ) sedangkan Tumbuhan hanya memiliki Eka Pramana (Bayu).

f. Upaya Untuk Mengenal Atma Sebagai Sumber Hidup

Ada empat cara untuk untuk mengenal atma lebih baik lagi, yaitu : dengan cara pengetahuan, menyayangi, bekerja dan meditasi.

  1. Jnana yoga merupakan upaya mengenal atman melalui pengetahuan, dengan jalan mempelajari pengetahuan tentang atma, belajar pada orang bijaksana dan berpikir yang baik
  2. Bhakti yoga merupakan cara mengenal atma melalui cinta dan kasih sayang. Mencintai Tuhan, mencintai kehidupan, mencintai seluruh mahluk hidup karena semua mahluk hidup memiliki atman
  3. Karma yoga merupakan mengenal atma dengan jalan perbuatan-perbuatan yang baik seperti menolong orang, berpunia, mengajarkan hal-hal yang baik, dan lain-lain.
  4. Raja Yoga merupakan cara mengenal atma dengan jalan meditasi atau perenungan diri yang sangat dalam sampai mengenal atma yang lebih baik dan memiliki sifat yang sama dengan Brahman.

g. Cara Mensyukuri Atma

  • Menjaga  kesehatan diri sendiri dengan cara menjaga kebersihan tubuh,makan yang teratur dan bergizi seimbang,rajin melakukan gerak tubuh (olahraga), dan cukup istirahat.
  • Menjga lingkungan, lingkungan adalah ciptaan Hyang Widhi yang merupakan tempat tinggal mahluk hidup. Maka dari itu harus dijaga kelestriannya dengan menjaga kebersihnnya, kenyamanan dan kesehatannya. Lingkungan yang bersih,sehat dan nyaman akan menguntungkan mahluk hidup di sekitarnya.
  • Menyayangi mahluk hidup, mahluk hidup  seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan juga ciptaan Tuhan. Mereka mempunyai Atma. Dengan menyayangi mereka sama artinya dengan menyayangi ciptaan Tuhan.

 

2. Tri Murti

a. Pengertian Tri Murti

Tri murti adalah tiga kekuatan Sang Hyang Widhi. Dalam Tri Murti tiga kekuatan Hyang Widhi diwujudkan dalam tiga Dewa Tertinggi yaitu: Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Masing-masing Dewa tersebut mempunyai tugas yang berbeda-beda.

b. Bagian-bagian Tri Murti

1. Dewa Brahma

Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam menciptakan alam semesta. Dewa Brahma bertugas menciptkaan, menempatkan, dan memberikaan tugas-tugas kepada Dewa lainnya.

Dewa Brahma digambarkan memiliki  empat wajah (catur mukha). Keempat wajah Dewa Brahma menghadap ke empat penjuru mata angina yang melambangkan penguasaan terhadap Catur Veda

Dewa Brahma memiliki wahana atau kendaraan berupa  angsa putih (Hamsa).

Senjata Dewa Brahma adalah Gada.

Dewa Brahma beraksara Ang

Saktinya adalah Dewi Saraswati,Dewi Saraswati merupakan lambang ilmu pengetahuan (Dewi Pengetahuan).

Selain memiliki empat wajah, Dewa Brahma juga digambarkan berjanggut dan mempunyai empat tangan. Masing-masing tangannya memegang benda-benda sebagai berikut:

  1. Aksamala atau tasbih yang melambangkan kekekalan yang tiada awal dan tiada akhir.
  2. Sruk dan Surva (sendok besar dan sendok biasa) yang melambangkan upacara Yajna.
  3. Kamandalu atau kendi sebagai lambing kebadian
  4. Pustaka atau buku yang melambangkan ilmu pengetahuan.

Pemujaan Dewa Brahma

Di Kahyangan Tiga Dewa Brahma dipuja di Pura Desa atau Pura Bale Agung.

Pura Kahyangan Jagat untuk memuja Dewa Brahma adalah Pura Andakasa.

Di komplek Pura Besakih Dewa Brahma dipuja di Pura Kiduling Kreteg

2. Dewa Wisnu

Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam memelihara alam semesta dan seluruh ciptaan Brahma.

Dewa Wisnu akan turun ke Bumi dengan mengambil wujud tertentu sebagai Avatara jika kejahatan merajarela.

Dewa Wisnu menaiki Burung Garuda.

Dewa Wisnu beraksara Ung.

Memiliki sakti Dewi Sri

Dewa Wisnu digambarkan sebagai Dewa yang berkulit kebiru-biruan dan berlengan empat. Keempat tangannya masing-masing memegang:

  1. Bunga lotus atau Padma yang dipegang oleh tangan kiri bawah yang merupakan simbul kebebasan. Padma melambangkan kekuatan alam yang memunculkan alam semesta.
  2. Gada yang bernama Komodaki dipegang oleh tangan kanan bawah. Gada melambangkan keberadaan individu.
  3. Cakra, senjata yang berputar dan bergerigi tajam dipegang oleh tangan kanan atas melambngkan pikirn yang baik.
  4. Terompet kulit kerang atau Shankhya dipegang oleh tangan kiri atas yang melambangkan kreativitas.

Pemujaan Dewa Wisnu

Di Kahyangan Tiga Dewa Wisnu dipuja di Pura Puseh

Di Kahyangan Jagat Dewa Wisnu dipuja di Pura Batur.

Di komplek Pura Besakih Dewa Wisnu dipuja di Pura Batu Madeg.

3. Dewa Siwa

Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam pelebur alam semesta dan seluruh ciptaan Brahma yang sudah usang.

Dewa Siwa digmbarkan sebagai Dewa yang memiliki tiga mata (trimatra) dan memiliki empat tangan. Keempat tangannya memegang Tri wahyudi,kendi, cemaara dan tasbih.

Dewa Siwa mengenakan ikat pinggang kulit harimau serta hiasan leher berupa ular kobra.

Senjata Dewa Siwa adalah Tri Sula.

Wahananya atau kendaraannya adalah Lembu Nandini.

aksaranya Mang

Saktinya adalah Dewi Durga.

Pemujaan Dewa Siwa

Di Kahyangan Tiga Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem. Dewa Siwa dipuja sebgai Dewa yang mengembalikan mahluk hidup ke unsurnya yaitu Panca Maha bhuta.

Dewa Siwa dipuja di Palinggih Padma (Padmasana) di Pura Besakih. Palinggih Padma adalah tempt pemujaan Tri Purusa, yaitu Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa. Upacara piodalannya setiap Purnama Kapat.

 

3. Tri Mala

a. Pengertian Tri Mala

Tri Mala beraasal dari kata Tri yang artinya tiga dan Mala artinya kotoran. Tri Mala artinya tiga kotoran yang melekat pada jiwa manusia. Tri Mala ini bertentangan dengan ajaran kesusilaan  Tri Kaya Parisudha. Tri Mala ini muncul akibat keinginan yang tidak terkendali. Tri Mala juga disebut dengaan Tri Mala Paksa.

b. Bagian-Bagian Tri Mala

  1. Kasmala
  2. Mada
  3. Moha

c. Arti Masing-Masing Bagian Tri Mala

1.Kasmala artinya perbuatan yang hina dan kotor  yaitu: mencuri atau membegal, suka bikin onar,berzinah,memperkosa,menipu dan menyiksa. Hinanya lagi selalu menghianati mengingkari perbutannya sehingga disebut Mithia Laksana.

2. Mada artinya perkataan yang hina dan kotor yaitu: suka berbohong,suka menjelek-jelekkan orang lain,sukaa memfitnah,berkata kasar dan jorok,suka mengadu-domba. Hinanya lagi selalu menghianati dan mengingkari ucpannya sehingga disebut Mithia Wacana.

3. Moha artinya pikiran yang hina dan kotor yaitu: selalu berprasangka buruk, berpikir mesum dan jorok,berfikir jahat atau criminal. Hinanya lagi selalu menghianati dan mengingkari pikirannya sendiri ,lalai sehingga di sebut Mithia Hrdaya.

d. Cara Menghindari Tri Mala

Tri Mala sangat merugikan orang lain dan meyebabkan penderitaan bagi orang lain, maka dari itu harus dihindari. Cara menghindarinya dengan cara mengamalkan Tri Kaya Parisudha yaitu: berfikir yang baik,berkata yang bik dan berbuat yang baik.

Dismping itu juga harus lebih mendekatkan diri dengan Hyang Widhi dengan jalan:

  1. Rajin berdoa dan sembahyang,mohon perlindungan dan tuntunan sehingga ditunjukkan jalan yang terang
  2. Biasakan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan agar selalu dalam lindungan-Nya
  3. Patuhilah nasehat orang tua dan guru.
  4. Belajar menerima keadaan diri kita orang lain dan lingkungan kita dan selalu mensyukuri apapun yang sudah diberikan Hyang Widhi kepada kita.

4. Catur Pramitha

a. Pengertian Catur Paramitha

Catur Paramitha berasal dari bahasa Sanskerta . Kata Catur artinya empat dan kata Paramitha artinya prilaku luhur. Jadi arti dari Catur Paramitha adalah empat prilaku yang luhur atau mulia. Ajaran catur paramitha menuntun umat untuk berperilaku yang luhur atau mulia. Adapun keempat prilaku tersebut adalah sebagai berikut:

b. Bagian-bagian Catur Paramitha

1. Maitri

Maîtri berasal dari kata “mitra” yang artinya sahabat. Jadi maître mengajarkan agar kita suka bersahabat yang dilandasi ketulusan.

2. Karuna

Karuna artinya memberi ,Karuna mengajarkan kita untuk selalu memberikan pertolongan kepada orang lain. Pertolongan bisa berbentuk materi, berbentuk  perbuatan mulia maupun menolong dengan ilmu pengetahuan. Dalam menolong tentunya dilandasi oleh rasa tulus iklas.

3. Mudita

Mudita artinya tenggang rasa. Mudita mengajarkan kepada kita agar simpatik mempunyai rasa empati kepada orang lain, dapat memahami keadaan dan perasaan orang lain.

4. Upeksa

Upeksa artinya bisa menempatkan diri bisa mengendalikan diri dan tidak suka mencampuri urusan orang lain apalagi kalau itu bersifat pribadi.

c. Manfaat  Catur Paramitha

Apabila ajran Catur Pramitha tentu akan membawa manfaat yang besar bagi kita ataupun juga orang lain. Beberapa contoh kecil manfat yang bisa diperoleh adalah sebagai berikut:

  1. Prilaku Maitri akan membuat kita menjadi punya banyak teman. Orang menjadi senang bersahabat dengan kita. Sikap maître dapat menciptakan kedamaian.
  2. Prilaku Karuna membantu kita untuk memupuk jiwa social menumbuhkan rasa peduli kepada orang lain.
  3. Prilaku Mudita membantu kita untuk menghormati orang lain,Sikap saling menghormati menciptakan kerukunan.
  4. Prilaku Upeksa membantu kita untuk menahan diri kita agar tidak mencampuri  urusan orang lain.

 

5. Tokoh-Tokoh Cerita Ramayana

a. Pengertian Ramayana

Ramayana adalah wiracarita atau cerita kepahlawanan yang berasal dari India. Cerita Ramayana juga termasuk ke dalam Itihasa.  Ramayana berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya perjalanan Rama.

Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Kitab Ramayana memuat kisah Sang Rama putra dari Dasarata seorang raja di Ayodya Pura. Sang Rama adalah Awatara Wisnu.

Sang Rama disebut juga dengan nama Rama Dewa di buang atau diasingkan kedalam 14 tahun lamanya. Rama Dewa menjalaninya dengan iklas sebagai wujud rasa cinta dan bhaktinya kepada ayahnya.

Dalam pembuangan di hutan ia banyak membantu para pertapa untuk mengusir para raksasa yang mengganggu pertapaan mereka.

Berawal dari Rahwana menculik istri Rama yang bernama Dewi Sita, maka pertempuranpun tak terelakan. Akhirnya pertempuran dimenangkan oleh Rama dengan bantuan sahabatnya Sugriwa. Sugriwa adalah raja kera dari kerajaan Kiskinda.

Setelah selesai masa pembuangan akhirnya Rama kembali ke Ayodya pura untuk menjadi raja dan memerintah dengan adil dan bijaksana.

Kitab Ramayana terbagi menjadi 7 (tujuh) bagian atau kanda. Ketujuh bagian tersebut disebut Saptakanda.  Adapun ketujuh kanda tersebut adalah sebagai berikut:

b. Bagian-Bagian Saptakanda

1. Balakanda

Balakanda adalah awal mulanya kisah. Kitab ini menceritakan tentang Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka.

2. Ayodhyakanda

Ayodhyakanda menceritakan kisah dibuangnya Rama ke dalam hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana oleh ayahnya atas permintaan ibu tirinya yaitu Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Rakyat menginginkan agar Rama Sebagai penggantinya untuk menjadi raja di Ayodya. Bharata mengerti keinginan rakyat dan ia tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan sebelum masa pembuangannya berakhir. Rama memberikan alas kakinya kepada Bharata sebagai simbul dirinya. Akhirnya Bharata mau memerintah kerajaan tetapi atas nama Raja Rama.

3. Aranyakanda

Aranyakakanda mengisahkan Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pembuangan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Pada bagian ini pula diceritakan Dewi Sita diculik oleh Rawana seorang raja dari Alengka. Dalam Aranyakakan juga menceritakan pertarungan antara Jatayu seekor burung besar dengan Rawana,yang akhirnya dimenangkan oleh Rahwana.

4. Kiskindhakanda

Bagian Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan dan pertemanan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari kakaknya yaitu Subali, Sugriwa dan Subali adalah saudara kembar. Dengan bantuan Rama Subali dapat dibunuh. Lalu Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka.

5. Sundarakanda

Sundarakanda menceritakan tentang tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda untuk menghubungkan Jambu Dwipa (India) dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka.

6. Yuddhakanda

Bagian Yuddhakanda menceritakan kedasyatan pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Dilain pihak Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat sehingga dianggap memihak Rama. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama. Dikisahkan pula Sang Rama kembali ke Ayodhya bersama Dewi Sita dan Laksamana.

7. Uttarakanda

Uttarakanda adalah kitab atau bagian yang terakhir dari saptakanda. Paada bagian ini menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita akibat Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Di hutan Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan anak kembar laki-laki yang diberi namaKusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.

c.Tokoh-Tokoh Dalam Ramayana

1. Dasarata adalah ayah Rama. Ia adalah seorang raja di Kosala atau Ayodya Pura. Ia mempunyai tiga permaisuri (istri) yaitu: Yang tertua bernama Dewi Kosalya, Dewi Sumitra dan istrinya yang ketiga bernama Dewi Kekayi. Raja Dasarata memerintah kerajaan Kosala dengan bijaksana.

2. Dewi Kosalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Kekayi, ketiganya adalah permaisuri Raja Dasarata. Dewi Kosalya mempunyai putra bernama Rama, Dewi Sumitra mempunyai putra kembar yang bernama Laksamana dan satrugna. Dewi Kekayi mempunyai putra bernama Bharata.

3. Rama adalah putra dari Raja Dasarata, ibunya bernama Dewi Kosalya. Rama merupakan Awatara Wisnu. Ia belajar Veda dan ilmu perang dari gurunya yang bernama Rsi Wasista.

4. Laksamana adalah putra raja Dasarata, ibunya bernama Dewi Sumitra. Laksamana anak kembar,kembarannya bernama Satrugna. Ia juga berguru kepada Rsi Wasista. Laksamana sangat dekat dengan Rama dia pulalah yang menemani Rama saat diasingkan ke dalam hutan.

5. Satrugna adalah putra dari Raja dasarata, ibunya benama Dewi sumitra. Ia adalah kembaran dari Laksamana, ia juga adik tiri Rama. Ia juga berguru pada Rsi Wasista.

6. Bharata adalah putra dari Raja Dasarata, ibunya bernama Dewi Kekayi. Gurunya adalah Rsi Wasista. Selama Rama diasingkan ke hutan ia yang menggantikannya menjadi raja. Setelah Rama kembali, iapun menyerahkan kerajaannya kepada Rama.

7. Dewi Sita adalah istri Rama yang diperolehnya lewat sanyembara yang diadakan oleh Prabu Janaka. Prabu Janaka adalah ayah dari Sita.

8. Rahwana adalah raja raksasa dari kerajaan Alengka. Ia menculik Sinta dan membawanya ke Alengka.

9. Subali dan Sugriwa adalah bersaudara kembar. Subali menjadi raja Kiskenda yang dibantu oleh adiknya yang bernama Sugriwa. Karena adanya perselisihan, Subali mengusir Sugriwa. Akhirnya Sugriwa meminta bantuan kepada Rama untuk mengalahkan Subali.

10. Hanuman adalah Putra Bhtara Bayu dan ibunya bernama Dewi Anjani. Dewi anjani adalah adik kandung dari Subali dan Sugriwa. Hanoman menjadi utusan Rama untuk menemui Sita ketika Sinta diculik Rahwana.

11. Wibisana adalah adik bungsu dari Rahwana. Ia bijaksana, ketika Rahwana dikalahkan Rama maka Wibisana diangkat oleh Rama untuk menjadi raja di Alengka. 

12. Kumbakarna  adalah adik Rahwana, ia bertubuh tinggi besar dan berwajah seram. Walaupun demikian ia kempunyai sifat kesatria. Kumbakarna dikenal suka tidur. Ia selalu menyadarkan Rahwana agar kembali ke jalan yang benar.

13. Jatayu adalah putra Aruna dan Syeni. Dia adalah seekor burung yang besar. Ketika Sita diculik ia bertempur melawan Rahwana, tetapi akhirnya ia dapat dikalahkan Rahwana.

14. Mantara adalah pelayan Dewi Kekayi yang berhati busuk. Ia menghasut Dewi Kekayi untuk meminta kepada Raja Dasarata agar mengangkat Bharata menjadi raja bukan Rama. Mantara juga menghasut agar Rama dibuang ke dalam hutan selama 14 tahun.

d. Tokoh-Tokoh Baik Dalam Ramayana

1. Dasarata. Ia memiliki sifat pemberani, jujur, bijaksana  dan selalu menepati janji. Ia juga sangat mencintai keluarga dan rakyatnya.

2. Rama. Ia memiliki sifat bijaksana, sabar dan penuh pengabdian kepada orang tua. Ia juga sangat menyayangi orang tua, saudara dan rakyatnya.

3. Laksamana. Ia memiliki sifat setia, jujur, dan pemberani. Ia setia menemani Rama dalam pengasingan.

4. Dewi Sita. Ia memiliki sifat jujur, hormat, dan setia. Sebagai istri yang setia menemani Rama di pengasingan.

5. Jatayu. Ia memiliki sifat jujur, setia kawan, ksatria dan suka menolong. Ia menolong Sita ketika diculik oleh Rahwana.

6. Hanuman. Ia memiliki sifat cerdik, setia dan pembela kebenaran. Ia membantu Rama mengalahkan Rahwana.

e. Tokoh-Tokoh Yang Tidak Baik Dalam Ramayana

1. Rahwana. Ia memiliki sifat serakah, licik dan sewenang-wenang.

2. Mantara. Ia memiliki sifat yang licik dan suka menghasut.

3. Indrajit adalah adik Rahwana yang memiliki sifat jahat dan kejam

4. Surpanaka, memiliki sifat serakah, lobha dan suka memfitnah

5. Marica memiliki perilaku tidak baik

6. Dewi Kekayi ibu tiri yang memiliki sifa iri hati

 

Sumber buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kls. II untuk SD

 

 Materi Ajar Pendidikan Agama Hindu SD Kelas II KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

                               

1. TRI MURTI

a. Pengertian Tri Murti

Tri Murti terdiri dari kata Tri dan Murti.Tri artinya Tiga dan murti artinya kekuatan/ perwujudan. Jadi tri Murti artinya tiga kekuatan perwujudan Sang Hyang Widhi .

Fungsi Tri Murti adalah sebagai pencipta , pemelihara, dan pelebur/praline (Utpati, Stiti, Pralina ).

b. Bagian-Bagian Tri Murti

  1. Dewa Brahma: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai Pencipta
  2. Dewa Wisnu: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai Pemelihara
  3. Dewa Siwa: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai Pelebur atau Pralina.

Ketiga fungsi Tri Murti disebut  Tri Kona  ( Utpati , Stiti, dan Pralina )

c. Tempat-tempat Pemujaan Dewa Tri Murti

  1. Dewa Brahma di pura Desa
  2. Dewa Wisnu di Pura Puseh
  3. Dewa Siwa di Pura Dalem

d. Sakti Dewa Tri Murti

  1. Dewi Saraswati saktinya Dewa Brahma
  2. Dewi Sri, Dewi laksmi saktinya Dewa Wisnu
  3. Dewi Uma, Dewi Durga, dewi Parwati saktinya Dewa Siwa

e. Atribut Dewa Tri Murti

1. Dewa brahma

  • Senjata  gada
  • Aksara sucinya Ang
  • Kendaraannya burung Angsa
  • Warna merah
  • Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa api

2. Dewa Wisnu

  • Senjata  cakra
  • Aksara sucinya Ung
  • Kendaraannya burung  Garuda
  • Warna hitam
  • Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa air

3. Dewa Siwa

  • Senjata Padma Anglayang
  • Aksara sucinya Mang
  • Kendaraannya lembu andini
  • Warna Pancawarna
  • Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa angin

 

2. TRI MALA

a. Pengertian Tri Mala

Prilaku yang mengakibatkan orang lain marah, tersinggung,sakit hati, susah, jengkel,atau prilaku yang dilakukan itu dapat menimbulkan penderitaan bagi orang lain ,itu adalah prilaku yang kotor. Kotor sama dengan Mala.

Adapun tiga prilaku kotor yang muncul dari pikiran, perkataan dan perbuatan. Ketiga prilaku kotor tersebut disebut dengan Tri mala. Tri artinya tiga, mala artinya kotor, Jadi Tri Mala artinya tiga perbuatan yang kotor.

b. Bagian-bagian Tri Mala

  1. Kasmala : Perbuatan Kotor ( kejahatan dalam bentuk perbuatan )
  2. Mada : Perkataan yang kotor ( kejahatan dalam berbicara )
  3. Moha : Pikiran yang kotor ( kejahatan dalam berpikir ) 

c. Contoh prilaku yang bertentangan dengan Tri Mala

a. Prilaku yang Bertentangan Dengan Moha

  • Jujur dalam pikiran
  • Tidak bersifat iri hati dan dengki
  • Bersifat bijaksana
  • Tidak menginginkan barang milik orang lain

b. Prilaku yang Bertentangan Dengan Mada

  • Ramah dalam pergaulan
  • Berbicara lemah lembut dan sopan
  • Tidak berbohong jujur mengatakan apa adanya
  • Tidak memfitnah

c. Prilaku yang Bertentangan Dengan Kasmala

  • Tidak melakukan kekerasan terhadap orang lain
  • Tidak mencuri atau merampas barang milik orang lain
  • Tidak mabuk- mabukan dan kebut kebutan ditempat umum

d. Contoh prilaku yang tidak baik

-Mencuri, mencopet, iri hati, menginginkan barang milik orang lain.

 

d. Cerita yang Berhubungan Dengan Tri Mala

  • Cerita Cupak Gerantang
  • Cerita Bawang merah dengan Bawang putih

 

3. SEMBAHYANG

a. Sikap- sikap Tri Sandhya

  1. Pada Asana : sikap berdiri tegak
  2. Sila Asana : sikap duduk bersila biasa
  3. Padma asana : sikap duduk bersila dengan kaki bersila
  4. Bajra Asana : sikap duduk bersimpuh
  5. Sawa Asana : sikap tidur terlentang

b. Urutan Pelaksanaan Tri Sandhya

1. Asana : melakukan sikap sempurna.

  • Angranasika yaitu mata memandang ujung hidung
  • Amustikarana yaitu kedua ibu jari dipertemukan, tangan kanan dikepalkan dan tangan kiri menutupi. Letak tangan sejajar dengan ulu hati

2. Pranayama : mengatur napas

  • Puraka : menarik nafas( Om Ang Namah )
  • Kumbaka : menahan nafas ( Om Ung Namah )
  • Recaka : mengeluarkan nafas ( Om Mang Namah )

3. Karasodhana : penyucian tangan

  • Tangan kanan ( Om Sudhamam Swaha )
  • Tangan kiri ( Om Ati Sudhamam swaha )

 c. Mantram Puja Tri Sandhya:

 1. Om Om Om bhur bhuwah swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat

2.   Om narayana ewedam sarwam
Yad Bhutam yac ca bhawyam
Niskalanko niranjano
Nirwikalpo nirakyatah
Sudho dewa eko
Narayano na dwitiyo asti kascit

 3. Om twam siwah twam maha dewa
Iswara parameswarah
Brahma winuca ludrasca
Purusah parikirtitah

4. Om papa ham papa karmaham
Papatma papasambhawah
Trahi mam pundarikaksa
Sabahya biantara sucih

 5.  Om ksama swa mam mahadewa
Sarwa prani hitankara
Mam moca sarwa papebyah
Palaya swa sada siwa

6.  Om ksantawya kayiko dosah
Ksanttawyo waciko mama
Ksantawyo mana so dosah
Tat pramadat ksama swamam
Om santih santih santih Om

 

4. TEMPAT SUCI

Arti tempat suci adalah tempat yang secara sengaja disucikan untuk melakukan kegiatan keagamaan.

Sebutan tempat suci bagi Umat Hindu

  • Pelangkiran
  • Sanggah / merajan
  • Sanggar
  • Kamar tengah/ centong
  • Pura/ Candi/ Kuil dll

Setiap agama mempunyai tempat suci

  • Agama Hindu tempat sucinya Pura
  • Agama Budha tempat sucinya Wihara
  • Agama Konghucu tempaat sucinya Klenteng
  • Agama Kristen tempat sucinya Gereja
  • Agama islam tempat sucinya Masjid

Larangan-larangan Memasuki Tempat Suci

Yang dalam keadaan Cuntaka dilarang memasuki tempat suci. Karena cuntaka akan dapat mencemari kesucian pura.

Syarat-syarat memasuki tempat suci

Sehat lahir batin

Tidak dalam keadaan cuntaka

 

5. KITAB SUCI

Pustaka suci sebagai ajaran agama hindu adalah Weda. Weda berasal dari bahasa Sansekerta, dari asal kata "Wid" yang artinya pengetahuan suci. Jadi Weda artinya Ilmu Pengetahuan Suci.

Setiap agama mempunyai Kitab Suci.

  • Agama Hindu kitab sucinya Weda
  • Agama budha kitab sucinya Tri Pitaka
  • Agama kristen kitab sucinya Injil
  • Agama Islam kitab sucinya Al-Quran

Weda sebagai kitab suci agama Hindu berasal dari wahyu suci yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diturunkan pada orang–orang suci yaitu para maha Rsi.

Weda sebagai kitab suci agama Hindu berasal dari wahyu suci yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diturunkan pada orang-orang suci yaitu para maha Rsi.

Wahyu  dari Sang Hyang Widhi yang dihimpun , disusun dan ditulis oleh para maha Rsi menjadi Kitab Suci , disebut dengan : Sruti _ Weda

Weda Sruti dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yang disebut dengan catur Weda

Catur Weda Terdiri dari:

  1. Reg Weda
  2. Sama weda
  3. Yajur Weda
  4. Atharwa Weda

Selain catur Weda , yang tergolong Weda sruti adalah:

  • Kitab brahmana
  • Kitab Aranyaka
  • Upanisad

Smerti berasal dari bahasa Sansekerta yang asal katanya dari kata Smr yang artinya  ingat . jadi Weda Smerti artinya ajaran -ajaran suci yang patut dan dapat diingat selalu.

Yang Tergolong Kitab Smerti Antara Lain

  • Kitab Dharma Sastra
  • Kitab Purana
  • Kitab Itihasa
  • Kitab Darsana

 

Sumber Buku Semara Ratih Kls.II dan sumber lainnya

Komentar