helaibuku.blogspot.com/ Sahabat Helai Buku berikut ini Helai Buku petikkan Materi Ajar Pendidikan Agama Hindu SD Kelas II K13 (Kurikulum 13) dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang dipetik dari berbagai buku pelajaran Agama Hindu. Selamat belajar!
1. Atman Sebagai Sumber Hidup atau Pemberi Hidup Seluruh Makhluk
a. Pengertian Atman
Mahluk hidup dapat hidup, dapat bergerak atau tumbuh adalah
karena ada Atma/Atman di dalam dirinya. Atma merupakan jiwa bhatin adalah azas
atau sumber hidup seluruh mahluk. Mahluk hidup (sarwa prani) Atman sebagai sumber hidup yang di peroleh dari Ida Sang
Hyang Widhi/Tuhan. Sang Hyang Widhi adalah suber dari Atman sehingga disebut
Paramatma. Atma adalah percikan kecil dari Hyang Widhi/Brahman yang berada di
dalam setiap makhluk hidup. Atman di
dalam badan manusia disebut Jiwatman. Atma yang menghidupi hewan disebut
janggama sedangkan yang menghidupi tumbuhan disebut stawara.
b. Fungsi Atman
- Sebagai sumber hidup citta (alam pikiran) dan stula sarira
(badan wadag) dari segala mahluk
- Bertanggung jawab atas baik buruk atau amal dosa perbuatan
(karma) dari segala mahluk
- Menjadi sumber hidup suksma sarira (badan halus) dari
segala mahluk
Atma/Atman setelah memasuki atau berada dalam tubuh disebut
dengan jiwatman, karena atma memberikan jiwa sehingga manusia dan mahluk
lainnya bisa hidup, apabila atma tidak ada maka mahluk hidup akan mati. Orang
yang meninggal karena Atmanya keluar dari tubuhnya. Tubuh itu sudah tidak cocok
lagi sebagai tempat Atma. Maka dari itu jagalah Atma dengan sebaik-baiknya.
Awalnya Atman memiliki sifat-sifat yang sama dengan Sang
Hyang Widhi/Brahman, akan tetapi setelah berada dalam tubuh mahluk hidup maka
Atma akan dipengaruhi oleh hal-hal keduniawian sehingga kwalitasnya menjadi
menurun. Kesuciannya juga memudar akibat dari perbuatan tubuh/tempat yang
ditinggalinya. Maka dari itu jagalah kwalitas dan kesucian Atma tersebut agar
tetap suci dengan cara selalu mengamalkan Dharma (perbuatan baik). Dengan
meningkatkan kwalitas dan kesucian Atma maka akan dapat kembali bersatu dengan
Brahman/Sang Hyang Widhi. Hal ini terdapat dalam kalimat Brahman Atman Aikyam (
Brahman dan atman adalah tunggal.
c. Sifat-Sifat Atma
Sifat-sifat Atman tertuang dalam pustaka suci Bhagawadgita.
Adapun sifat-sifat Atman yaitu :
- Accehdya artinya tidak terlukai oleh senjata
- Adahya artinya tidak terbakar oleh api
- Akledya artinya tidak terkeringkan oleh angin
- Acesya artinya tidak terbasahkan oleh air
- Nitya artinya abadi
- Sarwagatah artinya ada dimana-mana
- Sathanu artinya tidak berubah-ubah
- Acala artinya tidak bergerak
- Awyakta artinya tidak dilahirkan
- Achintya artinya tidak terpikirkan
- Awikara artinya tidah berubah ( tidak berjenis kelamin )
- Sanatana artinya selalu sama atau kekal.
d. Sloka-Sloka Tentang Sifat-sifat Atman
Sloka-sloka yang menegskan tentang sifat-sifat Atma yaitu
sebagai berikut:
“na jayate mriyate va kadacin
nayam bhutva bhavita van a bhuyah
ajo nitya sasvato yam purano
na hayate hayamane sarire”
(Bhagawad Gita II.20)
artinya :
Ia tidak pernah lahir dan juga tidak pernah mati atau
setelah ada tak akan berhenti ada. Ia tak dilahirkan, kekal, abadi, sejak
dahulu ada; dan Dia tidak mati pada saat badan jasmani ini mati.
“nai nam chindanti sastrani
nai namdahati pawakah
na cai nam kledayanty apo
na sosayati marutah”
(Bhagawad Gita II.23)
artinya :
Senjata tak dapat melukai-Nya, dan api tak dapat
membakar-Nya, angin tak dapat mengeringkan-Nya dan air tak dapat membasahi-Nya.
“acchedyo yam adahyo yam
akledyo sasya eva ca,
nittyah sarwagatah sthanur
acalo yam sanatanah”
(Bhagawad Gita II.24)
artinya
Sesungguhnya dia tidak dapat dilukai, dibakar dan juga tak
dapat dikeringkan dan dibasahi; Dia kekal, meliputi segalanya, tak berubah, tak
bergerak, dan abadi selamanya.
“Avyakto yam acityo yam
avikaryo yam ucyate,
tasmad evam viditvainam
nanusocitum arhasi”
(Bhagawad Gita II.25)
artinya :
Dia tidak dapat diwujudkan dengan kata – kata, tak dapat
dipikirkan dan dinyatakan, tak berubah – ubah; karena itu dengan mengetahui
sebagaimana halnya, engkau tak perlu berduka.
Sloka-sloka yang terkait dengan ātmān dalam kitab-kitab suci
agama Hindu terdapat pada pustaka suci Bhagavad-gītā,Weda Parikrama,
Slokantara, dan Bhisma Parwa.
Pustaka suci Bhagavad-gītā II.13 menyebutkan sebagai
berikut.
dehino’smin yathā dehe kaumāram yauvanam jarā, tathā
dehāntara-prāptir dhīras tatra na muhyati
Artinya:
Sebagaimana halnya sang roh itu ada pada masa kecil,
masamuda dan masa tua, demikian juga dengan diperolehnya badan baru, orang
bijaksana tak akan tergoyahkan.
Pustaka suci Bhagavad-gītā II.14 menyebutkan sebagai
berikut.
mātrā-sparśas tu kaunteya śītosna-sukha-duhkha-dāh,
āgamāpāyino’nityas tāms titiksasva bhārata
Artinya:
Sesungguhnya, hubungannya dengan benda-benda jasmaniah,wahai
Arjuna, menimbulkan panas dan dingin, senang dan duka, yang datang dan pergi,
tidak kekal, terimalah hal itu dengan sabar, wahai Arjuna.
Pustaka suci Bhagavad-gītā VI.31 menyebutkan sebagai
berikut.
sarva-bhūta-sthitam yo mām bhajaty ekatvam āsthitah,
sarvathā vartamāno’pi sa yogī mayi vartate
Artinya:
Dia yang memuja Aku yang bersemayam pada semua insan,dengan
tujuan manunggal, yogi yang demikian itu dapat tinggal dalam diri-Ku, walau
bagaimanapun cara hidupnya.
Pustaka suci Bhagavad-gītā VI.32 menyebutkan sebagai
berikut.
ātmaupamyena sarvatra samam paśyati yo’rjuna,
sukham vā yadi vā duhkham sa yogī paramo matah
Artinya:
Yogi yang dianggap tertinggi adalah yang melihat di
mana-mana sama ātmān itu sebagai ātmān-nya sendiri, wahai Arjuna, baik dalam
suka maupun dalam duka.
Pustaka suci Slokantara 27 53 menyebutkan sebagai berikut.
ekorasasamutpanna ekanaksatrakanwittah,
na bhawanti samacara yatha badarakantakah
Artinya:
Lahir dari perut ibu yang sama dan di waktu yang sama,
tetapi kelakuannya tidak akan sama. Manusia yang satu berlainan dengan manusia
yang lainnya, sebagai berbedanya duri belatung yang satu dengan yang lainnya.
Pustaka suci Bhisma Parwa menyebutkan sebagai berikut.
kadi rupa sang hyang aditya an prakasakan iking sarwa
loka mangkana ta sang hyang atma an prakasakan iking sira
marganyam wenang maprawartti
Artinya:
Sebagai rupanya Sang Hyang Aditya menerangi
dunia,demikianlah ātmān menerangi badan. Dialah yang menyebabkan kita dapat
berbuat.
Pustaka suci Brhadaranynaka Upanisad II.1.20 menyatakan
bahwa:
Satyasya satyam
Artinya:
Ātmān adalah kebenaran dari kebenaran.
e. Beberapa Pandangan Terkait Atman :
- Advaita Vedanta memahami atman sebagai bagian dari Brahman
seutuhnya sehingga atman mempunyai sifat yang sama dengan brahman,namun ketika
berada pada diri manusia sifat itu berbeda karena dipengaruhi oleh Awidya (
kebodohan )
- Visitadvaita Vedanta memahami atma sebagai bagian dari
Brahman, walaupun ada persamaan dengan Brahman tetapi atman bersifat pribadi.
- Dvaita Vedanta memahami bahwa atman itu sangat banyak.
Antara yang satu berbeda dengan yang lain.
Manusia merupakan mahluk paling sempurna karena memiliki Tri
Pramana ( Bayu, Sabda, Idep ), hewan hanya memiliki Dwi Pramana ( Bayu, Sabda )
sedangkan Tumbuhan hanya memiliki Eka Pramana (Bayu).
f. Upaya Untuk Mengenal Atma Sebagai Sumber Hidup
Ada empat cara untuk untuk mengenal atma lebih baik lagi,
yaitu : dengan cara pengetahuan, menyayangi, bekerja dan meditasi.
- Jnana yoga merupakan upaya mengenal atman melalui
pengetahuan, dengan jalan mempelajari pengetahuan tentang atma, belajar pada
orang bijaksana dan berpikir yang baik
- Bhakti yoga merupakan cara mengenal atma melalui cinta dan
kasih sayang. Mencintai Tuhan, mencintai kehidupan, mencintai seluruh mahluk
hidup karena semua mahluk hidup memiliki atman
- Karma yoga merupakan mengenal atma dengan jalan
perbuatan-perbuatan yang baik seperti menolong orang, berpunia, mengajarkan
hal-hal yang baik, dan lain-lain.
- Raja Yoga merupakan cara mengenal atma dengan jalan
meditasi atau perenungan diri yang sangat dalam sampai mengenal atma yang lebih
baik dan memiliki sifat yang sama dengan Brahman.
g. Cara Mensyukuri Atma
- Menjaga kesehatan
diri sendiri dengan cara menjaga kebersihan tubuh,makan yang teratur dan
bergizi seimbang,rajin melakukan gerak tubuh (olahraga), dan cukup istirahat.
- Menjga lingkungan, lingkungan adalah ciptaan Hyang Widhi
yang merupakan tempat tinggal mahluk hidup. Maka dari itu harus dijaga
kelestriannya dengan menjaga kebersihnnya, kenyamanan dan kesehatannya.
Lingkungan yang bersih,sehat dan nyaman akan menguntungkan mahluk hidup di
sekitarnya.
- Menyayangi mahluk hidup, mahluk hidup seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan juga
ciptaan Tuhan. Mereka mempunyai Atma. Dengan menyayangi mereka sama artinya
dengan menyayangi ciptaan Tuhan.
2. Tri Murti
a. Pengertian Tri Murti
Tri murti adalah tiga kekuatan Sang Hyang Widhi. Dalam Tri
Murti tiga kekuatan Hyang Widhi diwujudkan dalam tiga Dewa Tertinggi yaitu:
Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Masing-masing Dewa tersebut mempunyai
tugas yang berbeda-beda.
b. Bagian-bagian Tri Murti
1. Dewa Brahma
Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam menciptakan alam
semesta. Dewa Brahma bertugas menciptkaan, menempatkan, dan memberikaan
tugas-tugas kepada Dewa lainnya.
Dewa Brahma digambarkan memiliki empat wajah (catur mukha). Keempat wajah Dewa
Brahma menghadap ke empat penjuru mata angina yang melambangkan penguasaan
terhadap Catur Veda
Dewa Brahma memiliki wahana atau kendaraan berupa angsa putih (Hamsa).
Senjata Dewa Brahma adalah Gada.
Dewa Brahma beraksara Ang
Saktinya adalah Dewi Saraswati,Dewi Saraswati merupakan
lambang ilmu pengetahuan (Dewi Pengetahuan).
Selain memiliki empat wajah, Dewa Brahma juga digambarkan
berjanggut dan mempunyai empat tangan. Masing-masing tangannya memegang
benda-benda sebagai berikut:
- Aksamala atau tasbih yang melambangkan kekekalan yang
tiada awal dan tiada akhir.
- Sruk dan Surva (sendok besar dan sendok biasa) yang
melambangkan upacara Yajna.
- Kamandalu atau kendi sebagai lambing kebadian
- Pustaka atau buku yang melambangkan ilmu pengetahuan.
Pemujaan Dewa Brahma
Di Kahyangan Tiga Dewa Brahma dipuja di Pura Desa atau Pura
Bale Agung.
Pura Kahyangan Jagat untuk memuja Dewa Brahma adalah Pura
Andakasa.
Di komplek Pura Besakih Dewa Brahma dipuja di Pura Kiduling
Kreteg
2. Dewa Wisnu
Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam memelihara alam
semesta dan seluruh ciptaan Brahma.
Dewa Wisnu akan turun ke Bumi dengan mengambil wujud
tertentu sebagai Avatara jika kejahatan merajarela.
Dewa Wisnu menaiki Burung Garuda.
Dewa Wisnu beraksara Ung.
Memiliki sakti Dewi Sri
Dewa Wisnu digambarkan sebagai Dewa yang berkulit kebiru-biruan
dan berlengan empat. Keempat tangannya masing-masing memegang:
- Bunga lotus atau Padma yang dipegang oleh tangan kiri
bawah yang merupakan simbul kebebasan. Padma melambangkan kekuatan alam yang
memunculkan alam semesta.
- Gada yang bernama Komodaki dipegang oleh tangan kanan
bawah. Gada melambangkan keberadaan individu.
- Cakra, senjata yang berputar dan bergerigi tajam dipegang
oleh tangan kanan atas melambngkan pikirn yang baik.
- Terompet kulit kerang atau Shankhya dipegang oleh tangan
kiri atas yang melambangkan kreativitas.
Pemujaan Dewa Wisnu
Di Kahyangan Tiga Dewa Wisnu dipuja di Pura Puseh
Di Kahyangan Jagat Dewa Wisnu dipuja di Pura Batur.
Di komplek Pura Besakih Dewa Wisnu dipuja di Pura Batu
Madeg.
3. Dewa Siwa
Adalah kekuatan Sang Hyang Widhi dalam pelebur alam semesta
dan seluruh ciptaan Brahma yang sudah usang.
Dewa Siwa digmbarkan sebagai Dewa yang memiliki tiga mata
(trimatra) dan memiliki empat tangan. Keempat tangannya memegang Tri
wahyudi,kendi, cemaara dan tasbih.
Dewa Siwa mengenakan ikat pinggang kulit harimau serta
hiasan leher berupa ular kobra.
Senjata Dewa Siwa adalah Tri Sula.
Wahananya atau kendaraannya adalah Lembu Nandini.
aksaranya Mang
Saktinya adalah Dewi Durga.
Pemujaan Dewa Siwa
Di Kahyangan Tiga Dewa Siwa dipuja di Pura Dalem. Dewa Siwa
dipuja sebgai Dewa yang mengembalikan mahluk hidup ke unsurnya yaitu Panca Maha
bhuta.
Dewa Siwa dipuja di Palinggih Padma (Padmasana) di Pura
Besakih. Palinggih Padma adalah tempt pemujaan Tri Purusa, yaitu Siwa, Sada
Siwa, dan Parama Siwa. Upacara piodalannya setiap Purnama Kapat.
3. Tri Mala
a. Pengertian Tri Mala
Tri Mala beraasal dari kata Tri yang artinya tiga dan Mala
artinya kotoran. Tri Mala artinya tiga kotoran yang melekat pada jiwa manusia.
Tri Mala ini bertentangan dengan ajaran kesusilaan Tri Kaya Parisudha. Tri Mala ini muncul
akibat keinginan yang tidak terkendali. Tri Mala juga disebut dengaan Tri Mala
Paksa.
b. Bagian-Bagian Tri Mala
- Kasmala
- Mada
- Moha
c. Arti Masing-Masing Bagian Tri Mala
1.Kasmala artinya perbuatan yang hina dan kotor yaitu: mencuri atau membegal, suka bikin
onar,berzinah,memperkosa,menipu dan menyiksa. Hinanya lagi selalu menghianati
mengingkari perbutannya sehingga disebut Mithia Laksana.
2. Mada artinya perkataan yang hina dan kotor yaitu: suka
berbohong,suka menjelek-jelekkan orang lain,sukaa memfitnah,berkata kasar dan
jorok,suka mengadu-domba. Hinanya lagi selalu menghianati dan mengingkari
ucpannya sehingga disebut Mithia Wacana.
3. Moha artinya pikiran yang hina dan kotor yaitu: selalu
berprasangka buruk, berpikir mesum dan jorok,berfikir jahat atau criminal.
Hinanya lagi selalu menghianati dan mengingkari pikirannya sendiri ,lalai
sehingga di sebut Mithia Hrdaya.
d. Cara Menghindari Tri Mala
Tri Mala sangat merugikan orang lain dan meyebabkan
penderitaan bagi orang lain, maka dari itu harus dihindari. Cara menghindarinya
dengan cara mengamalkan Tri Kaya Parisudha yaitu: berfikir yang baik,berkata
yang bik dan berbuat yang baik.
Dismping itu juga harus lebih mendekatkan diri dengan Hyang
Widhi dengan jalan:
- Rajin berdoa dan sembahyang,mohon perlindungan dan
tuntunan sehingga ditunjukkan jalan yang terang
- Biasakan berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
agar selalu dalam lindungan-Nya
- Patuhilah nasehat orang tua dan guru.
- Belajar menerima keadaan diri kita orang lain dan
lingkungan kita dan selalu mensyukuri apapun yang sudah diberikan Hyang Widhi
kepada kita.
4. Catur Pramitha
a. Pengertian Catur Paramitha
Catur Paramitha berasal dari bahasa Sanskerta . Kata Catur
artinya empat dan kata Paramitha artinya prilaku luhur. Jadi arti dari Catur
Paramitha adalah empat prilaku yang luhur atau mulia. Ajaran catur paramitha
menuntun umat untuk berperilaku yang luhur atau mulia. Adapun keempat prilaku
tersebut adalah sebagai berikut:
b. Bagian-bagian Catur Paramitha
1. Maitri
Maîtri berasal dari kata “mitra” yang artinya sahabat. Jadi
maître mengajarkan agar kita suka bersahabat yang dilandasi ketulusan.
2. Karuna
Karuna artinya memberi ,Karuna mengajarkan kita untuk selalu
memberikan pertolongan kepada orang lain. Pertolongan bisa berbentuk materi,
berbentuk perbuatan mulia maupun
menolong dengan ilmu pengetahuan. Dalam menolong tentunya dilandasi oleh rasa
tulus iklas.
3. Mudita
Mudita artinya tenggang rasa. Mudita mengajarkan kepada kita
agar simpatik mempunyai rasa empati kepada orang lain, dapat memahami keadaan
dan perasaan orang lain.
4. Upeksa
Upeksa artinya bisa menempatkan diri bisa mengendalikan diri
dan tidak suka mencampuri urusan orang lain apalagi kalau itu bersifat pribadi.
c. Manfaat Catur
Paramitha
Apabila ajran Catur Pramitha tentu akan membawa manfaat yang
besar bagi kita ataupun juga orang lain. Beberapa contoh kecil manfat yang bisa
diperoleh adalah sebagai berikut:
- Prilaku Maitri akan membuat kita menjadi punya banyak
teman. Orang menjadi senang bersahabat dengan kita. Sikap maître dapat
menciptakan kedamaian.
- Prilaku Karuna membantu kita untuk memupuk jiwa social
menumbuhkan rasa peduli kepada orang lain.
- Prilaku Mudita membantu kita untuk menghormati orang
lain,Sikap saling menghormati menciptakan kerukunan.
- Prilaku Upeksa membantu kita untuk menahan diri kita agar
tidak mencampuri urusan orang lain.
5. Tokoh-Tokoh Cerita Ramayana
a. Pengertian Ramayana
Ramayana adalah wiracarita atau cerita kepahlawanan yang
berasal dari India. Cerita Ramayana juga termasuk ke dalam Itihasa. Ramayana berasal dari bahasa Sanskerta yang
artinya perjalanan Rama.
Kitab Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Kitab Ramayana
memuat kisah Sang Rama putra dari Dasarata seorang raja di Ayodya Pura. Sang
Rama adalah Awatara Wisnu.
Sang Rama disebut juga dengan nama Rama Dewa di buang atau
diasingkan kedalam 14 tahun lamanya. Rama Dewa menjalaninya dengan iklas
sebagai wujud rasa cinta dan bhaktinya kepada ayahnya.
Dalam pembuangan di hutan ia banyak membantu para pertapa
untuk mengusir para raksasa yang mengganggu pertapaan mereka.
Berawal dari Rahwana menculik istri Rama yang bernama Dewi
Sita, maka pertempuranpun tak terelakan. Akhirnya pertempuran dimenangkan oleh
Rama dengan bantuan sahabatnya Sugriwa. Sugriwa adalah raja kera dari kerajaan
Kiskinda.
Setelah selesai masa pembuangan akhirnya Rama kembali ke
Ayodya pura untuk menjadi raja dan memerintah dengan adil dan bijaksana.
Kitab Ramayana terbagi menjadi 7 (tujuh) bagian atau kanda.
Ketujuh bagian tersebut disebut Saptakanda.
Adapun ketujuh kanda tersebut adalah sebagai berikut:
b. Bagian-Bagian Saptakanda
1. Balakanda
Balakanda adalah awal mulanya kisah. Kitab ini menceritakan
tentang Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi,
dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata,
Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang
berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka.
2. Ayodhyakanda
Ayodhyakanda menceritakan kisah dibuangnya Rama ke dalam
hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana oleh ayahnya atas permintaan ibu tirinya
yaitu Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Rakyat
menginginkan agar Rama Sebagai penggantinya untuk menjadi raja di Ayodya.
Bharata mengerti keinginan rakyat dan ia tidak ingin dinobatkan menjadi Raja,
kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan sebelum masa
pembuangannya berakhir. Rama memberikan alas kakinya kepada Bharata sebagai
simbul dirinya. Akhirnya Bharata mau memerintah kerajaan tetapi atas nama Raja
Rama.
3. Aranyakanda
Aranyakakanda mengisahkan Rama, Sita, dan Lakshmana di
tengah hutan selama masa pembuangan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para
pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Pada bagian ini pula diceritakan Dewi
Sita diculik oleh Rawana seorang raja dari Alengka. Dalam Aranyakakan juga
menceritakan pertarungan antara Jatayu seekor burung besar dengan Rawana,yang akhirnya
dimenangkan oleh Rahwana.
4. Kiskindhakanda
Bagian Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan dan
pertemanan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa
merebut kerajaannya dari kakaknya yaitu Subali, Sugriwa dan Subali adalah
saudara kembar. Dengan bantuan Rama Subali dapat dibunuh. Lalu Sugriwa menjadi
Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur
Kerajaan Alengka.
5. Sundarakanda
Sundarakanda menceritakan tentang tentara Kiskindha yang
membangun jembatan Situbanda untuk menghubungkan Jambu Dwipa (India) dengan
Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap
Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar
ibukota Alengka.
6. Yuddhakanda
Bagian Yuddhakanda menceritakan kedasyatan pertempuran
antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita
diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan
mencapai Alengka. Dilain pihak Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu
banyak memberi nasihat sehingga dianggap memihak Rama. Dalam pertempuran,
Rawana gugur di tangan Rama. Dikisahkan pula Sang Rama kembali ke Ayodhya
bersama Dewi Sita dan Laksamana.
7. Uttarakanda
Uttarakanda adalah kitab atau bagian yang terakhir dari
saptakanda. Paada bagian ini menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita akibat
Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi
Sita. Di hutan Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan anak
kembar laki-laki yang diberi namaKusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana
Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan
Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.
c.Tokoh-Tokoh Dalam Ramayana
1. Dasarata adalah ayah Rama. Ia adalah seorang raja di
Kosala atau Ayodya Pura. Ia mempunyai tiga permaisuri (istri) yaitu: Yang
tertua bernama Dewi Kosalya, Dewi Sumitra dan istrinya yang ketiga bernama Dewi
Kekayi. Raja Dasarata memerintah kerajaan Kosala dengan bijaksana.
2. Dewi Kosalya, Dewi Sumitra, dan Dewi Kekayi, ketiganya
adalah permaisuri Raja Dasarata. Dewi Kosalya mempunyai putra bernama Rama,
Dewi Sumitra mempunyai putra kembar yang bernama Laksamana dan satrugna. Dewi
Kekayi mempunyai putra bernama Bharata.
3. Rama adalah putra dari Raja Dasarata, ibunya bernama Dewi
Kosalya. Rama merupakan Awatara Wisnu. Ia belajar Veda dan ilmu perang dari
gurunya yang bernama Rsi Wasista.
4. Laksamana adalah putra raja Dasarata, ibunya bernama Dewi
Sumitra. Laksamana anak kembar,kembarannya bernama Satrugna. Ia juga berguru
kepada Rsi Wasista. Laksamana sangat dekat dengan Rama dia pulalah yang
menemani Rama saat diasingkan ke dalam hutan.
5. Satrugna adalah putra dari Raja dasarata, ibunya benama
Dewi sumitra. Ia adalah kembaran dari Laksamana, ia juga adik tiri Rama. Ia
juga berguru pada Rsi Wasista.
6. Bharata adalah putra dari Raja Dasarata, ibunya bernama
Dewi Kekayi. Gurunya adalah Rsi Wasista. Selama Rama diasingkan ke hutan ia
yang menggantikannya menjadi raja. Setelah Rama kembali, iapun menyerahkan
kerajaannya kepada Rama.
7. Dewi Sita adalah istri Rama yang diperolehnya lewat
sanyembara yang diadakan oleh Prabu Janaka. Prabu Janaka adalah ayah dari Sita.
8. Rahwana adalah raja raksasa dari kerajaan Alengka. Ia
menculik Sinta dan membawanya ke Alengka.
9. Subali dan Sugriwa adalah bersaudara kembar. Subali
menjadi raja Kiskenda yang dibantu oleh adiknya yang bernama Sugriwa. Karena
adanya perselisihan, Subali mengusir Sugriwa. Akhirnya Sugriwa meminta bantuan
kepada Rama untuk mengalahkan Subali.
10. Hanuman adalah Putra Bhtara Bayu dan ibunya bernama Dewi
Anjani. Dewi anjani adalah adik kandung dari Subali dan Sugriwa. Hanoman
menjadi utusan Rama untuk menemui Sita ketika Sinta diculik Rahwana.
11. Wibisana adalah adik bungsu dari Rahwana. Ia bijaksana,
ketika Rahwana dikalahkan Rama maka Wibisana diangkat oleh Rama untuk menjadi
raja di Alengka.
12. Kumbakarna
adalah adik Rahwana, ia bertubuh tinggi besar dan berwajah seram.
Walaupun demikian ia kempunyai sifat kesatria. Kumbakarna dikenal suka tidur.
Ia selalu menyadarkan Rahwana agar kembali ke jalan yang benar.
13. Jatayu adalah putra Aruna dan Syeni. Dia adalah seekor
burung yang besar. Ketika Sita diculik ia bertempur melawan Rahwana, tetapi
akhirnya ia dapat dikalahkan Rahwana.
14. Mantara adalah pelayan Dewi Kekayi yang berhati busuk.
Ia menghasut Dewi Kekayi untuk meminta kepada Raja Dasarata agar mengangkat
Bharata menjadi raja bukan Rama. Mantara juga menghasut agar Rama dibuang ke
dalam hutan selama 14 tahun.
d. Tokoh-Tokoh Baik Dalam Ramayana
1. Dasarata. Ia memiliki sifat pemberani, jujur,
bijaksana dan selalu menepati janji. Ia
juga sangat mencintai keluarga dan rakyatnya.
2. Rama. Ia memiliki sifat bijaksana, sabar dan penuh
pengabdian kepada orang tua. Ia juga sangat menyayangi orang tua, saudara dan
rakyatnya.
3. Laksamana. Ia memiliki sifat setia, jujur, dan pemberani.
Ia setia menemani Rama dalam pengasingan.
4. Dewi Sita. Ia memiliki sifat jujur, hormat, dan setia.
Sebagai istri yang setia menemani Rama di pengasingan.
5. Jatayu. Ia memiliki sifat jujur, setia kawan, ksatria dan
suka menolong. Ia menolong Sita ketika diculik oleh Rahwana.
6. Hanuman. Ia memiliki sifat cerdik, setia dan pembela
kebenaran. Ia membantu Rama mengalahkan Rahwana.
e. Tokoh-Tokoh Yang Tidak Baik Dalam Ramayana
1. Rahwana. Ia memiliki sifat serakah, licik dan
sewenang-wenang.
2. Mantara. Ia memiliki sifat yang licik dan suka menghasut.
3. Indrajit adalah adik Rahwana yang memiliki sifat jahat
dan kejam
4. Surpanaka, memiliki sifat serakah, lobha dan suka
memfitnah
5. Marica memiliki perilaku tidak baik
6. Dewi Kekayi ibu tiri yang memiliki sifa iri hati
Sumber buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kls. II
untuk SD
Materi Ajar Pendidikan Agama Hindu SD Kelas II KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
1. TRI MURTI
a. Pengertian Tri Murti
Tri Murti terdiri dari kata Tri dan Murti.Tri artinya Tiga
dan murti artinya kekuatan/ perwujudan. Jadi tri Murti artinya tiga kekuatan
perwujudan Sang Hyang Widhi .
Fungsi Tri Murti adalah sebagai pencipta , pemelihara, dan
pelebur/praline (Utpati, Stiti, Pralina ).
b. Bagian-Bagian Tri Murti
- Dewa Brahma: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai
Pencipta
- Dewa Wisnu: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai
Pemelihara
- Dewa Siwa: adalah perwujudan Sang Hyang Widhi sebagai
Pelebur atau Pralina.
Ketiga fungsi Tri Murti disebut Tri Kona
( Utpati , Stiti, dan Pralina )
c. Tempat-tempat Pemujaan Dewa Tri Murti
- Dewa Brahma di pura Desa
- Dewa Wisnu di Pura Puseh
- Dewa Siwa di Pura Dalem
d. Sakti Dewa Tri Murti
- Dewi Saraswati saktinya Dewa Brahma
- Dewi Sri, Dewi laksmi saktinya Dewa Wisnu
- Dewi Uma, Dewi Durga, dewi Parwati saktinya Dewa Siwa
e. Atribut Dewa Tri Murti
1. Dewa brahma
- Senjata gada
- Aksara sucinya Ang
- Kendaraannya burung Angsa
- Warna merah
- Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa api
2. Dewa Wisnu
- Senjata cakra
- Aksara sucinya Ung
- Kendaraannya burung
Garuda
- Warna hitam
- Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa air
3. Dewa Siwa
- Senjata Padma Anglayang
- Aksara sucinya Mang
- Kendaraannya lembu andini
- Warna Pancawarna
- Dalam kehidupan sehari-hari dilambangkan sebagai Dewa angin
2. TRI MALA
a. Pengertian Tri Mala
Prilaku yang mengakibatkan orang lain marah,
tersinggung,sakit hati, susah, jengkel,atau prilaku yang dilakukan itu dapat
menimbulkan penderitaan bagi orang lain ,itu adalah prilaku yang kotor. Kotor
sama dengan Mala.
Adapun tiga prilaku kotor yang muncul dari pikiran,
perkataan dan perbuatan. Ketiga prilaku kotor tersebut disebut dengan Tri mala.
Tri artinya tiga, mala artinya kotor, Jadi Tri Mala artinya tiga perbuatan yang
kotor.
b. Bagian-bagian Tri Mala
- Kasmala : Perbuatan Kotor ( kejahatan dalam bentuk
perbuatan )
- Mada : Perkataan yang kotor ( kejahatan dalam berbicara )
- Moha : Pikiran yang kotor ( kejahatan dalam berpikir
)
c. Contoh prilaku yang bertentangan dengan Tri Mala
a. Prilaku yang Bertentangan Dengan Moha
- Jujur dalam pikiran
- Tidak bersifat iri hati dan dengki
- Bersifat bijaksana
- Tidak menginginkan barang milik orang lain
b. Prilaku yang Bertentangan Dengan Mada
- Ramah dalam pergaulan
- Berbicara lemah lembut dan sopan
- Tidak berbohong jujur mengatakan apa adanya
- Tidak memfitnah
c. Prilaku yang Bertentangan Dengan Kasmala
- Tidak melakukan kekerasan terhadap orang lain
- Tidak mencuri atau merampas barang milik orang lain
- Tidak mabuk- mabukan dan kebut kebutan ditempat umum
d. Contoh prilaku yang tidak baik
-Mencuri, mencopet, iri hati, menginginkan barang milik
orang lain.
d. Cerita yang Berhubungan Dengan Tri Mala
- Cerita Cupak Gerantang
- Cerita Bawang merah dengan Bawang putih
3. SEMBAHYANG
a. Sikap- sikap Tri Sandhya
- Pada Asana : sikap berdiri tegak
- Sila Asana : sikap duduk bersila biasa
- Padma asana : sikap duduk bersila dengan kaki bersila
- Bajra Asana : sikap duduk bersimpuh
- Sawa Asana : sikap tidur terlentang
b. Urutan Pelaksanaan Tri Sandhya
1. Asana : melakukan sikap sempurna.
- Angranasika yaitu mata memandang ujung hidung
- Amustikarana yaitu kedua ibu jari dipertemukan, tangan
kanan dikepalkan dan tangan kiri menutupi. Letak tangan sejajar dengan ulu hati
2. Pranayama : mengatur napas
- Puraka : menarik nafas( Om Ang Namah )
- Kumbaka : menahan nafas ( Om Ung Namah )
- Recaka : mengeluarkan nafas ( Om Mang Namah )
3. Karasodhana : penyucian tangan
- Tangan kanan ( Om Sudhamam Swaha )
- Tangan kiri ( Om Ati Sudhamam swaha )
c. Mantram Puja Tri Sandhya:
1. Om Om Om bhur bhuwah swah
Tat sawitur warenyam
Bhargo dewasya dhimahi
Dhiyo yo nah pracodayat
2. Om narayana
ewedam sarwam
Yad Bhutam yac ca bhawyam
Niskalanko niranjano
Nirwikalpo nirakyatah
Sudho dewa eko
Narayano na dwitiyo asti kascit
3. Om twam siwah twam maha dewa
Iswara parameswarah
Brahma winuca ludrasca
Purusah parikirtitah
4. Om papa ham papa karmaham
Papatma papasambhawah
Trahi mam pundarikaksa
Sabahya biantara sucih
5. Om ksama swa mam
mahadewa
Sarwa prani hitankara
Mam moca sarwa papebyah
Palaya swa sada siwa
6. Om ksantawya
kayiko dosah
Ksanttawyo waciko mama
Ksantawyo mana so dosah
Tat pramadat ksama swamam
Om santih santih santih Om
4. TEMPAT SUCI
Arti tempat suci adalah tempat yang secara sengaja disucikan
untuk melakukan kegiatan keagamaan.
Sebutan tempat suci bagi Umat Hindu
- Pelangkiran
- Sanggah / merajan
- Sanggar
- Kamar tengah/ centong
- Pura/ Candi/ Kuil dll
Setiap agama mempunyai tempat suci
- Agama Hindu tempat sucinya Pura
- Agama Budha tempat sucinya Wihara
- Agama Konghucu tempaat sucinya Klenteng
- Agama Kristen tempat sucinya Gereja
- Agama islam tempat sucinya Masjid
Larangan-larangan Memasuki Tempat Suci
Yang dalam keadaan Cuntaka dilarang memasuki tempat suci.
Karena cuntaka akan dapat mencemari kesucian pura.
Syarat-syarat memasuki tempat suci
Sehat lahir batin
Tidak dalam keadaan cuntaka
5. KITAB SUCI
Pustaka suci sebagai ajaran agama hindu adalah Weda. Weda
berasal dari bahasa Sansekerta, dari asal kata "Wid" yang artinya
pengetahuan suci. Jadi Weda artinya Ilmu Pengetahuan Suci.
Setiap agama mempunyai Kitab Suci.
- Agama Hindu kitab sucinya Weda
- Agama budha kitab sucinya Tri Pitaka
- Agama kristen kitab sucinya Injil
- Agama Islam kitab sucinya Al-Quran
Weda sebagai kitab suci agama Hindu berasal dari wahyu suci
yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diturunkan pada orang–orang suci yaitu para
maha Rsi.
Weda sebagai kitab suci agama Hindu berasal dari wahyu suci
yaitu Ida Sang Hyang Widhi Wasa, diturunkan pada orang-orang suci yaitu para
maha Rsi.
Wahyu dari Sang Hyang
Widhi yang dihimpun , disusun dan ditulis oleh para maha Rsi menjadi Kitab Suci
, disebut dengan : Sruti _ Weda
Weda Sruti dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yang
disebut dengan catur Weda
Catur Weda Terdiri dari:
- Reg Weda
- Sama weda
- Yajur Weda
- Atharwa Weda
Selain catur Weda , yang tergolong Weda sruti adalah:
- Kitab brahmana
- Kitab Aranyaka
- Upanisad
Smerti berasal dari bahasa Sansekerta yang asal katanya dari
kata Smr yang artinya ingat . jadi Weda
Smerti artinya ajaran -ajaran suci yang patut dan dapat diingat selalu.
Yang Tergolong Kitab Smerti Antara Lain
- Kitab Dharma Sastra
- Kitab Purana
- Kitab Itihasa
- Kitab Darsana
Sumber Buku Semara Ratih Kls.II dan sumber lainnya
Komentar
Posting Komentar