helaibuku.blogspot.com/ Hari Suci Saraswati diperingati sebagai
hari turunnya ilmu pengetahuan ke Bumi. Hari Saraswati merupakan Piodalan Sang
Hyang Aji Saraswati sebagai Dewanya ilmu pengetahuan. Hari suci ini datangnya setiap 6 bulan sekali
atau setiap 210 hari sekali,tepatnya setiap hari Sabtu Umanis Wuku Watugunung (
dina Sanicara, Umanis Wuku Watugunung). Pada hari suci ini, semua buku-buku dan
kitab-kitab suci dibersihkan kemudian ditempatkan pada suatu tempat khusus
karena akan disuguhi banten. Pada
kesempatan kali ini Helai Buku akan petikkan mengenai Upakara atau Bebantenan
Untuk Hari Suci Saraswati Lengkap dengan Mantranya .
Tingkatan upakara yang digunakan yaitu: tingkatan nista, tingkatan madiya dan
tingkatan utama yang disesuaikan dengan kemampuan. Tetandingan masing-masing tingkatan tersebut adalah
sebagai berikut:
- Upekara tingkatan nista
(alit) : banten saraswati, canang burat wangi toya (air) kum-kuman beserta
runtutannya.
- Upekara tingkatan madiya : banten saraswati, peras ajuman , daksina,
rayunan putih kuning air kumkuman dengan runtutannya.
- Upekara tingkatan utama : banten saraswati, peras ajuman,
daksina, sesayut saraswati, sajin sareswati, ulam bebek putih maguling
(mebetutu) raka-raka, gebogan, pesucian tedah pawitra, canang burat wangi,
canang sari dan dilengkapi dengan ayaban alit, sepertii sesayut, pengambeyan,
pengiring dapetan, penyeneng, rantasan, (wastra sarwa baru anyar), air
kum-kuman, tetabuhan, sege-cacahan, serta banten suci
Banten Saraswati
Dasarnya boleh menggunakan ceper atau tamas yang di dalamnya
berisi : ketan, injin (beras hitam), beras barak (merah), beras putih, masing-masing
beras tersebut tempatkan pada tangkih, jagung, nasi biasa, godem dan biji jali,
semuanya di nyahyah (sangrai) kemudian masing-masing diwadahi tangkih rujak, segara gunung (ramuan) yang
terbuat dari temu-temuan asane boleh ajengan, kelapa (rekrek) buah delima,
delima ase (lunak, bawang goreng) gula ental atau gula enau (gula bali),
nyahnyah (sangrai) ketan, injin, beras
barak, beras putih, uyah uku (garam tradisional), arak, berem, empehan (air
susu), tempaatkan pada wadah atau takir.
Racik rujak yang terbuat dari kelapa mererek , buah asem,
garam, laalu ditempatkaan pada takir.
Buburr perecet, yang terbuat dari tepung beras, dicaampur
dengan santan kelapa, air cendana, lalu tempatkan pada wadah takir, lengkapi dengan sidu busung (sendok
yang terbuat dari daun kelapa muda).
Bubuh cendol : bahan-bahan racikannya sama dengan di atas, diberi
madu, , lalu tempatkan pada wadah takir,
lengkapi dengan sidu busung (sendok yang terbuat dari daun kelapa muda).
Jaja kuskus ketan, injin jaja kukus barak, jaja kukus
kuning, suang-suang mewadah tangkih.
Bubuh sumsum seperti di atas, bungkus dengan daun andong (
adon-edong) ada yang berbentuk rokok, ada juga yang dibungkus biasa (seperti
membungkus tape)
Bubuh sumsum yang dibungkus dengan daun beringin (daun
beringin beserta tangkai dan ranting daunnya).
Masing-masing ranting atau tangkai berisi lima helai daun
yang bungkusanya menyerupai rokok (atau
base temple).
Sedangkan yang dua tangkai daun beringin dibiarkan kosong, masing-masing
tamas, berisi dua bancang, Yang satu bancang bungkusannya nungkayak (menghadap ke atas).
Jajan Saraswatinya, yang terbuat dari tepung beras, yang semua
berwarna putih, berisi rajah gambar cicak, kedua mata cecak terbuat dari tepung
injin. Jajan tersebut diwadahi dengan tangkih. Banten yang wadahnya tamas, dilengkaapi (dagingin) pisang
raka-raka buah-buahan, jajan, tebu, sampian pelaus, pasucian, canang burat
wangi canang sari.
Sesayut Saraswati
Beralaskan kulit sesayut, berisi penek barak (merah), penek
putih, penek selem (hitam), masing-masing berisi lauk pauk pisang raka-raka
buah-buahan, jajan, biyu, tebu, sampian nage sari, penyeneng, canang burat
wangi.
Sajin Saraswati
Beralaskan taledan, berisi tumpeng, biasa, lauk-pauk, jajan,
raka-raka, buah-buahan, sampian tangga, canang ganten.
Rayunan Saraswati
Ajengan agibung putih (satu porsi nasi berserta
lauk-pauk,ebatan) , satu taledan, gibugan kuning, satu taledan masing-masing dilengkpi
lauk pauk, dagingnya itik/bebek putih yang diguling boleh juga dibetutu. Juga ayam putih mebetutu. Di atas rayunan tersebut, berisi pesucian,
canang sari,
Setelah selesai mempersiapkan saji atau banten tersebut, Tempatkanlah
di hadapan ida sang hyang Aji Saraswati, Yang bertugas meminpin upaacara wajib memohon
tirta kepada Dewa Surya Menggunakan sarana piring sutra baru dan sukela (gelas yang sudah
berisi air suci anyar, berisi sekar tunjung (bunga teratai).
Dupa yang sudah dinyalakan diberi mantra sebagai berikut : pakulun sang hyang siwa raditya manusa nira
anjaluk tirta mahening sang hyang pustaka jatinarmada, weda suksema pari purna
ya namah.
Kemudian air tirta yang dimohon tadi ketisang di banten 7 (tujuh)
kali, di atas rontal,buku dan kitab-kitab suci lainnya ketisang 3 (tiga) kali.
Ngantebang Banten Piodalan
Saraswati
Sebelum nganteb banten Piodalan Saraswati, petugas upacara mesti menyampaikan secara jujur
mengenai sarana upakara yang digunakan tentang dimana kelebihan dan kekurangan
sarana atau upakara tersebut. Setelah itu barulah mulai mengucaapkan matra
berikut:
Mantranya :
Ong betara Sareswati,
angaturang ring betari Giri-pati,
tan kene ulun, sangkut kaon sebel kandas,
lara roge, tamahning upederawa,
betara sanga luputa ring ulun,
ulun amalaku dirgayusa, aweta urip.
Ong sareswati ya namah suaha.
Ong asuwa manuya nama suaha.
Setelah selesai proses di atas dilaanjutkan dengan Muspa.
Tujuan dan Makna dari Pamuspaan:
Memohon ijin atau restu kepada ida Sang Hyang Aji Saraswati juga memohon
anugrah agar mudah mempelajari ilmu pengetahuan mampu memahami dan mengamalkan sastra agama, sehingga mampu mengendalikan Sad
Ripu, sehingga kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupan dapat terwujud.
Esok paginya luu (sampah)
sesaji/upakara di bersihkan, setelah bersih barulah menghaturkan nasi labahan
dibarengi dengan muspa.
Setelah itu dilanjutkan dengan mebanyu pinaruh mahening-hening
matirtha mensucikan jiwa dan raga, di pancoran
mata air yang suci.
Dipetik dari buku Wikarman Singgih
Inyoman,Sanggah Kamulan Fungsi dan pengertiannya
Komentar
Posting Komentar